Renungan Harian 19 Maret 2023

MINGGU PRAPASKAH IV

19 Maret 2023

Bacaan I               : 1 Sam 16: 1b. 6-7. 10-13a

Bacaan II              : Ef 5: 8-14

Bacaan Injil         : Yoh 9: 1-41

Allah memakai yang kecil dan tidak diperhitungkan.

Peristiwa-peristiwa kecil dalam kehidupan, seringkali justru mengantar kita pada kesadaran akan karya Allah. Bahkan peristiwa kehadiran Allah itu tidak dalam angin badai, melainkan melalui angin sepoi-sepoi basah. Tuhan hadir melalui bayi yang lahir di kandang, Tuhan memilih Musa yang sedang bersembunyi, keselamatan bagi kita diberikan melalui kekalahan peristiwa salib dan kematian, penerima pertama warta gembira hanyalah gembala, dan sebagainya.

Daud, raja yang dipilih Allah untuk memimpin bangsa Israel yang besar, berperawakan kecil, jauh di luar angan-angan setiap orang tentang sosok raja. Setelah era Musa dan Harun berlalu, bangsa Israel dihadapkan pada kekosongan kepemimpinan kharismatis. Mereka telah menetap di tanah terjanji. Bertetangga dengan negeri-negeri lain yang memiliki raja. Mereka yang selama ini menempatkan Allah sebagai raja, kini tergoda untuk mempunyai raja juga. Saul, raja pertama telah mereka tolak karena perangainya tidak seperti yang mereka harapkan. Sementara bangsa sedang mencari sosok seperti apa yang sepantasnya menjadi raja mereka, datanglah firman Tuhan kepada Samuel: “Janganlah terpancang pada paras atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati”. Akhirnya, Daud yang berbadan kecil dipilih sebagai raja Israel. Bangsa Israel memilih Daud karena mereka melihat hatinya yang tulus menuntun bangsa beriman kepada Tuhan. Bagi Israel, Sang Raja tetaplah Allah. Sementara Raja Daud dan penerusnya adalah tangan kanan Allah yang kelihatan.

Hari ini bacaan Injil sangat panjang, yaitu Yohanes 9: 1-41.  Adalah kisah tentang penyembuhan orang yang buta oleh Yesus. Yesus menyembuhkan seorang yang buta sejak lahir pada hari Sabat. Itu menimbulkan perdebatan di kalangan orang Yahudi dan kaum Farisi. Sebab mereka tidak ingin Yesus dikenal.  Si buta yang sudah disembuhkan tersebut kemudian ditekan supaya tidak bercerita. Namun kabar mukjijat tersebut semakin tersiar di mana-mana. Pada perjumpaan dengan Yesus setelah si buta diusir oleh orang Farisi terjadilah dialong iman. ‘Yesus mendengar bahwa ia telah diusir ke luar oleh mereka. Kemudian Ia bertemu dengan dia dan berkata: “Percayakah engkau kepada Anak Manusia?” Jawabnya: “Siapakah Dia, Tuhan? Supaya aku percaya kepada-Nya.” Kata Yesus kepadanya: “Engkau bukan saja melihat Dia; tetapi Dia yang sedang berkata-kata dengan engkau, Dialah itu!” Katanya: “Aku percaya, Tuhan!” Lalu ia sujud menyembah-Nya’  (Yoh 9:35-38).

Sebagaimana Allah memilih Daud untuk memimpin bangsa Israel memasyurkan nama-Nya, demikian Allah memilih si buta untuk mencelikkan mata kita melihat kehadiran dan karya Allah di dunia.

Romo F.X. Agus Suryana Gunadi, Pr

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *