Renungan Harian 28 Januari 2023

Hari ini kita memperingati 1 orang kudus yaitu St. Thomas Aquino. Dia lahir di dekat Monte Casino, tahun 1225 di Italia dari keluarga bangsawan yang kaya raya. Ketika studi di Napoli, dia menemukan karya-karya Aristoteles yang kemudian memengaruhi pandangan-pandangannya.

Dia memutuskan untuk masuk Ordo Dominikan meski ditentang oleh keluarganya. Mereka memenjarakan dia, namun Tuhan mengutus 2 malaikatnya untuk menguatkan dia dan melindunginya agar bertahan dalam situasi yang berat.

Tahun 1250 dia ditahbiskan sebagai imam dan tahun 1252 diangkat sebagai profesor di Universitas Paris. Ia terkenal sebagai pujangga yang tersohor pada masa itu. Tulisan-tulisannya menjadi harta kekayaan Gereja yang tak ternilai hingga saat ini. Kerendahan hati dan kemurniannya tidak kalah dengan ketajaman akal budinya yang mengagumkan. Dia kemudian diberi gelar “doctor angelicus” (Pujangga Malaikat). Dia wafat pada tahun 1274.

Dalam Keb 7: 7-10.15-16 dikisahkan: “Aku berdoa dan aku pun diberi pengertian, aku bermohon lalu roh kebijaksanaan datang kepadaku. Dialah yang lebih kuutamakan daripada tongkat kerajaan dan takhta, dan dibandingkan dengannya kekayaan kuanggap bukan apa-apa.

Permata yang tak terhingga nilainya tidak kusamakan dengan dia, sebab segala emas di bumi hanya pasir saja di hadapannya dan perak dianggap lumpur belaka di sampingnya. Ia kukasihi lebih dari kesehatan dan keelokan rupa, dan aku lebih suka memiliki dia daripada cahaya, sebab kilaunya tidak ada kunjung hentinya.

Semoga Allah memberi aku berbicara sesuai dengan kehendak-Nya, dan memikirkan apa yang berpatutan dengan segala pemberian-Nya. Dia sendirilah penuntun kebijaksanaan dan juga pemimpin para bijak. Memang baik kita sendiri maupun perkataan kita, lagipula pengertian dan segenap kepandaian ada di tangan Allah.

Matius dalam injilnya (Mat 23: 8-12) mewartakan sabda Yesus kepada orang banyak: “Janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga.

Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.

Hikmah yang dapat kita petik:

Satu, Thomas Aquino dipenjarakan keluarganya, karena mereka menentang keras kemauan dia untuk menjadi imam. Akhirnya ia pun ditahbiskan menjadi imam dan menjadi profesor di Paris.

Kalau Tuhan memanggil seseorang, Dia akan membuka jalan agar panggilan itu benar-benar terlaksana. Hambatan kemudian menjadi alasan untuk bersyukur.

Dua, Yesus menegaskan: “Hanya satu rabimu, dan kamu semua adalah saudara”.

Allah dalam Yesus menghendaki agar umat-Nya bersatu, rukun dan cinta damai. Di mana-mana, orang rindu situasi yang damai dan tenteram itu.

Semoga kita juga menjadi promotor gerakan cinta damai dan persaudaraan bagi semua orang. Amin.

Mgr Nico Adi MSC

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *