HARI MINGGU BIASA II
15 Januari 2023
Bacaan I : Yes 49: 3. 5-6
Bacaan II : 1Kor 1: 1-3
Injil : Yoh 1: 29-34
Jangan lupa jati diri sebagai saksi dan pewarta
Sangatlah mungkin Gereja yang hidup sebagai mayoritas dalam masyarakat terlena dengan kenyamannya sendiri. Begitu banyak acara iman ditawarkan di lingkup internal, sampai lupa akan jati dirinya sebagai utusan kepercayaan Tuhan untuk menjadikan semua bangsa percaya dan mengandalkan Tuhan dalam peziarahannya. Itulah pengalaman Israel. Mereka menyadari diri sebagai bangsa yang sangat dicintai oleh Tuhan, bangsa terpilih, yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain yang tidak memiliki Yang Esa. Atas pengalaman keberpihakan Tuhan pada nasib mereka sepanjang sejarah, mereka menjadi nyaman dan percaya dengan dirinya sendiri. Setiap pribadi Israel, bahkan sampai hari ini mempunyai kebanggaan sebagai warga negara. Kebanggaan atas relasi mereka dengan Allah yang sangat menyayangi mereka, membuat mereka berhenti pada rasa nyamannya sendiri. Mereka asyik dengan peraturan agama, ibadah yang dengan tata laksana yang ketat, menghafalkan firman, bahkan sampai hal-hal detil tentang cara berpakaian, dan sebagainya. Mereka lupa akan jati diri sebagai utusan pewartaan.
Sesungguhnya, para nabi telah berkali-kali selama berabad-abad mengingatkan mereka akan kepercayaan Allah untuk mengutus mereka itu. “Terlalu sedikit bagimu untuk hanya menjadi hamba-Ku, hanya menegakkan suku-suku Yakub dan mengembalikan orang-orang Israel yang masih terpelihara. Maka, Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa, supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai di ujung bumi” (Yes 49:6). Inilah yang diserukan oleh Nabi Yesaya, ‘menjadi terang bagi bangsa-bangsa, supaya keselamatan yang dari pada Tuhan sampai ke ujung bumi.
Pesan yang sama diulangi lagi oleh Yohanes Pembaptis. Dia sendiri menjadi utusan yang layak menjadi teladan beriman. Yohanes pembaptis, ujung ziarah Perjanjian Lama, adalah seorang pemuda yang serius menghadapi panggilan Allah. Dia menemukan Allah yang sedang membentuk dia di padang gurun. Setelah ilmu dan kematangannya cukup, dia keluar dari kenyamanan dirinya sendiri, dan mulai berseru dengan suara lantang. “Lihatlah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Dialah yang kumaksud ketika kukatakan: Sesudah aku akan datang seorang yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku… Dan aku telah melihat-Nya! Maka aku memberikan kesaksian: Dia inilah Anak Allah” (Yoh 1: 29-34). Berbahagialah menjadi orang yang dipilih Allah mengimani Dia melalui Yesus Penebus. Namun jangan lupa jati diri sebagai pewarta.
Romo F.X. Agus Suryana Gunadi, Pr