Desember, dalam bahasa Jawa menjadi singkatan gedhé-gedhéné sumber. Artinya, bulan Desember menjadi bulan yang ditandai oleh sumber mata air yang memancar dengan baik dan lancar. Ungkapan tersebut erat terkait dengan alam semesta, yang menempatkan Desember sebagai bulan yang penuh berkat karena mata air yang berlimpah. Syukur kepada Allah!
Sayangnya, karena krisis ekologi yang menimpa bumi kita, bulan Desember yang seharusnya menjadi bulan penuh berkat dengan limpahan mata air, seringkali juga ditandai oleh terjadinya bahaya bencana alam. Banjir dan tanah longsor bisa saja terjadi sewaktu-waktu dan seketika. Terkadang bahkan harus merenggut nyawa! Semoga tidak terjadi lagi!
Atas fenomena ini, tentu, kita semua disadarkan agar lebih peka terhadap kerusakan lingkungan yang terjadi. Kepekaan menumbuhkan kesadaran baru, yakni sikap ramah dan peduli lingkungan. Kesadaran diwujudkan dalam tindakan dan bahkan gerakan untuk perawatan Bumi, rumah bersama. Perawatan Bumi diwujudkan dalam tindakan-tindakan sekecil apa pun namun dengan cinta yang besar misalnya dengan sadar sampah. Sikap sadar sampah diwujudkan dengan cara tidak membuang sampah sembarangan. Syukur bila kita bisa memilah sampah, mana sampah organik mana non-organik. Sampah diubah menjadi berkah.
Cara lain yang bisa ditempuh untuk perawatan Bumi adalah dengan cara peduli pepohonan. Jangan mudah menebang pohon. Alih-alih menebang, lebih baik menanam pohon. Ini juga penting terkait dengan Desember yang terhubung dengan Natal. Alangkah indahnya bila pohon-pohon Natal tidak menggunakan bagian pohon yang ditebang, melainkan dengan menggunakan pohon hidup yang sesudah itu bisa ditanam.
Di sinilah, Desember bukan hanya gedhe-nya sumber terkait alam semesta dan air, melainkan sumber berkat secara rohani. Desember menjadi kenangan untuk menyambut kelahiran Yesus Kristus, Sang Juruselamat. Berkat-Nya dilimpahkan kepada kita semua dan semua orang melalui momentum perayaan Natal.
Dalam konteks ini, memikirkan kado-kado Natal yang lebih bercorak ekologis sangatlah penting. Bagaimana caranya? Berikan kado-kado Natal yang menggunakan prinsip ekologis, reuse, reduce, dan recycle. Manfaatkan barang-barang yang bisa dimanfaatkan kembali. Kurangi menggunakan barang-barang yang tak bisa didaur ulang. Atau gunakan barang-barang melalui prinsip daur ulang yang indah dan artistik seperti sudah banyak dipraktikkan oleh banyak orang selama ini.
Sumber berkat yang paling gedhe tentu saja adalah karya keselamatan yang ditawarkan Allah kepada kita dalam diri Yesus Kristus, Putera-Nya. Kristus lahir ke Bumi, membawa damai di Bumi dan di hati. Sebagaimana ditegaskan di awal Pesan Natal KWI-PGI 2022, “Perayaan Natal selalu membawa sukacita dan damai sejahtera bagi hidup kita, karena Yesus datang untuk membebaskan kita dari belenggu dosa. Oleh Dia yang lahir di kandang hewan, wafat di kayu salib, dan kemudian bangkit dari antara orang mati, kita dilahirkan kembali sebagai ciptaan baru dan memperoleh hidup kekal.” Sumber berkat itu mengalir sejak masa Adven, saat kita menantikan kedatangan-Nya melalui pertobatan kita.
Selamat menyambut sumber berkat yang berlimpah.
Salam Peradaban Kasih Ekologis.
Salam INSPIRASI, Lentera yang Membebaskan!
Aloys Budi Purnomo Pr