
Jabang bayik. Pada suatu malam, sehabis bermain badminton, Timin membuka kulkas. Di situ terdapat jenis “minuman keluarga sehat”. Masih utuh terbungkus plastik beberapa botol. Serta merta, Timin pun mengambil satu botol, lalu meminumnya dengan rasa syukur dan bahagia. Suegerrr.
Pagi harinya, Timin melapor kepada Romo Bowo, Pastor Paroki Administratif Banjardowo, tempat Timin bertugas sebagai “Asisten Terbatas”. Timin harus dan wajib melapor, sebab pasti minuman tersebut adalah milik Romo Bowo.
“Maaf Mo, semalam saya mengambil y4k**lt satu botol dan meminumnya….”
“Ha? Blaik!” sahut Romo Bowo dengan respons langsung berdiri.
Melihat respons tersebut, Timin pikir, Romo Bowo marah dan tidak berkenan. “Waduh ada yang salah neh. Minum minuman milik Romo Bowo tanpa izin. Mungkin minuman itu disimpan untuk burung Merpati atau Tekukur atau ayam Ketawa atau lainnya,” pikir Timin dalam hati. Timin siap menerima hukuman.. Hahaha.
Ternyata, Romo Bowo langsung mengambil kemasan minuman tersebut dan menaruhnya di atas tempat sampah. “Ini sudah kadaluarsa sejak Februari 2022 Romo. Mohon maaf. Itu saya pakai untuk campuran bikin pupuk je!”
Hahahahaha, kami semua ngakak terbahak. Untung tubuh Timin sudah kebal terhadap barang expired sehingga tak ada efek negatif apa pun. Tidak ada tanda-tanda perut mules atau mual. Tak ada tanda-tanda keracunan pula. Timin jadi ingat sabda Tuhan dalam Kitab Suci, “dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka” (Markus 16:18). Hmmm, tapi ya jangan diulangi ya (Timin)