Peringatan Wajib St. Ignasius dari Antiokhia, Uskup dan Martir
Ignasius adalah murid Yohanes Rasul dan Pengarang Injil. Karena pandai, saleh dan bijaksana, dia diangkat menjadi uskup. Pada masa pemerintahan kaisar Trajus, dia dikejar-kejar dan dianiaya.
Dia membela orang-orang kristen yang dicap oleh kaisar sebagai orang-orang jahat. Akibatnya dia disiksa dan dibawa ke Roma. Di sana dia dimasukkan ke dalam kandang singa.
Dalam perjalanan ke Roma, di kapal dia menulis surat untuk uskup Polykarpus dan umatnya, dengan pesan agar mereka tetap setia kepada Kristus dan merayakan ekaristi. Dia minta kepada umatnya agar mendoakan dia sehingga layak menjadi martir Kristus. Ignasius wafat pada tahun 107.
Dalam Filipi 3:17 – 4:1 Paulus menyapa umatnya: “Saudara-saudari, ikutilah teladanku dan perhatikanlah mereka, yang hidup sama seperti kami yang menjadi teladanmu. Seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus.
Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi.
Kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat, yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya.
Karena itu, saudara-saudara yang kukasihi dan yang kurindukan, sukacitaku dan mahkotaku, berdirilah juga dengan teguh dalam Tuhan, hai saudara-saudaraku yang kekasih!
Yohanes dalam Injilnya (Yoh 12:24-26) mewartakan sabda Yesus: “Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja, tetapi jika mati, ia akan menghasilkan banyak buah.
Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal. Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.
Hikmah yang dapat kita petik:
Satu, dalam perjalanan ke Roma, ketika di kapal Ignasius berpesan kepada uskup Polykarpus dan umatnya agar mereka tetap setia kepada Kristus dan merayakan ekaristi.
Dia mengutamakan pentingnya keselamatan rekan uskup dan umatnya berkat kesatuan dengan Kristus daripada dirinya sendiri. Hendaknya pada saat-saat sulit seperti itu, iman dan kesatuan dengan Kristus kita perhatikan.
Dua, Yesus menegaskan dan berkehendak: “Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situpun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa”.
Semoga kehendak dan kerinduan Kristus itu terwujud atau terlaksana, dan kita semua diperkenankan hidup dan berbahagia bersama Dia. Amin.
Mgr. Nico Adi MSC