
Hari ini kita memperingati satu orang kudus, yaitu St. Dominikus. Dia lahir tahun 1170 di Castile Spanyol. Pada umur 24 tahun dia masuk biara dan beberapa tahun kemudian ditahbiskan menjadi imam.
Tahun 1203 Dominikus melawan ajaran sesat (bidaah) albigensianisme yaitu aliran yang mengajarkan bahwa semua yang bersifat jasmani itu jahat dan mengingkari Tritunggal Mahakudus.
Tahun 1214 bersama dengan teman-temannya dia mendirikan “Ordo Predicstorum” (Ordo Pewarta). Supaya ciri khas ordonya tampak, dia dan rekan-rekannya membicarakan pendidikan para imam, kegiatan pewartaan, kepemimpinan ordo, penghayatan kaul kemiskinan. Dominikus wafat pada tanggal 8 Agustus 1221.
Dalam 1 Kor 2:1-10a, Paulus menyapa umatnya: “Saudara-saudari, ketika datang kepadamu, aku tidak datang dengan kata-kata yang indah atau dengan hikmat untuk menyampaikan kesaksian Allah kepada kamu. Aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan.
Aku juga telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat takut dan gentar. Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh, supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.
Sungguh pun demikian kami memberitakan hikmat di kalangan mereka yang telah matang, yaitu hikmat yang bukan dari dunia ini, dan yang bukan dari penguasa-penguasa dunia ini, yaitu para penguasa yang akan ditiadakan.
Yang kami beritakan ialah hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan, telah disediakan Allah bagi kemuliaan kita. Tidak ada dari penguasa dunia ini yang mengenalnya, sebab kalau sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia.
Seperti ada tertulis: “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia, karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh.
Lukas dalam Injilnya (Luk 9:57-62) mewartakan: “Ketika Yesus dan para murid-Nya melanjutkan perjalanan mereka, berkatalah seorang di tengah jalan kepada Yesus: “Aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi.” Yesus menjawab: “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.”
Lalu Ia berkata kepada seorang lain: “Ikutlah Aku!” Tetapi orang itu berkata: “Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku.” Yesus berkata: “Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana.”
Dan seorang lain lagi berkata: “Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku.” Yesus menjawab: “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.”
Hikmah yang dapat kita petik:
Satu, Dominikus dengan pengetahuan dan pengalaman imannya serta kebijaksanaan dan keberaniannya, melawan ajaran sesat (bidaah albigensianisme).
Kita mohon kepada Tuhan, agar Dia mengirim/memunculkan para utusan-Nya untuk melawan ajaran sesat di seluruh dunia, juga di lembaga apa pun atau orang per orangan di tanah air kita.
Dua, Yesus menegaskan: “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.”
Tuhan adalah Pemilik dan Manajer Utama dalam karya keselamatan, para utusan-Nya ambil bagian dalam karya itu. Sebagai Pemilik, Dia mencukupi dan melengkapi apa yg dibutuhkan mereka.
Maka, para utusan hendaknya tidak perlu sibuk mencari-cari apa yang mereka butuhkan, sehingga tidak fokus lagi pada tugas-tugas utama mereka. Tuhan tahu kebutuhan itu dan akan melengkapinya sesuai dengan waktu yang telah direncanakan-Nya. Semua akan indah pada waktunya. Amin.
Mgr Nico Adi MSC