Dalam sebuah aksi tuang eco-enzym bersama sejumlah pihak di salah satu arus Kali Semarang di Kebon Dalem, Timin mengalami satu peristiwa yang tak terduga sebelumnya. Dalam aksi tersebut, yang melibatkan Wali Kota Semarang, Mas Hendrar “Hendi” Prihadi, Romo Vikep Semarang, Romo FX. Sugiyana Pr, dan Romo Marcelinus Tanto Pr, ternyata hujan cukup deras. Akibatnya, meski sudah dipayungi oleh Romo Tanto, Timin tetaplah basah kuyub. Padahal Timin tidak membawa ganti, sebab tidak menyangka bahwa akan turun hujan.
Romo Tanto berbaik hati memberikan beberapa kaos untuk ganti. Kebetulan, hanya ada satu kaos ber-krah, namun ukurannya sangat kecil. Sementara itu, dalam tas tersebut, terdapat sejumlah kaos lainnya dengan ukuran XL. Namun, kaos-kaos tersebut tanpa krah. Padahal di acara resmi yang melibatkan banyak orang, Timin biasanya mengenakan baju kolar, baju harian seorang imam seturut tradisi Gereja Katolik Roma.
Minus malum, Timin memilih kaos yang ada krahnya. Namun, lengannya terlalu kecil, termasuk untuk bagian perut. Bahkan, untuk dikenakan pun agar susah. Namun, Timin memaksakannya demi ada krah, tanda formal. Lalu dirangkapilah dengan kaos biasa yang berukuran XL. Begitulah, Timin melepas baju kolarnya yang basah kuyup itu dan menggantikannya dengan dua kaos, yang berkrah dikenakan terlebih dahulu, lantas dirangkapi dengan kaos lainnya yang tanpa krah, hingga krah kaos sebelumnya tetap kelihatan.
Terasa hangat, meski sesak hehehe. Namun, sepanjang pertemuan itu, tetap ada rasa tak nyaman, sebab ternyata untuk pakaian lainnya bagian bawah masih basah dan makin lama makin terasa dingin hehehe. Atas hangat, bawah dingin, terjadilah! Namun, semangat tanpa sambat tetap menjiwai Timin, sehingga bisa bertahan dalam keadaan itu hingga acara selesai, kurang lebih dua jam sesudah peristiwa kehujanan terjadi. Hal yang sama pun dialami rekan Timin, yakni Mas Awi dan Mas Eri. Mereka bahkan jauh lebih parah, sebab mereka bermain teatrikal penyelamatan lingkungan di bawah hujan yang tercurah, tanpa payung. Tentu, terima kasih kepada Romo Tan, Mas Awi, Mas Eri, dan para pemain teater rakyat lainnya. Hebatlah mereka itu! (Timin)