Mendesain Kurikulum Laudato Si’ Sekolah di Indonesia

Usaha untuk menanamkan cinta lingkungan hidup pada anak-anak didik di sekolah-sekolah terus dilakukan meski menemui banyak tantangan. Romo Vincentius Darmin Mbula, OFM dalam Webinar LSAP Sektor Pendidikan, 23 Maret 2022 menyampaikan berbagai upaya yang dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut. Sekolah-sekolah Fransiskan secara terorganisir sejak tahun 2017 telah membentuk Fransiscan Forum Culture Education Center. Melalui forum tersebut, desain kurikulum pendidikan lingkungan yang terintegrasi ke sekolah-sekolah dibuat sedemikian rupa. Sekurangnya ada 23 yayasan pendidikan dengan 600 sekolah lebih di bawah reksa pastoral para Fransiskan dan Fransiskanes.

“Tapi sayangnya bahwa justru kehadiran sekolah-sekolah yang berspiritualitas Fransiskan-Fransiskanes ini tidak cukup untuk menghentikan apa yang terjadi sesuai dengan krisis ekologi yang juga ditampilkan di dalam Laudato Si’,” kata Ketua Majelis Nasional Pendidikan Katolik (MNPK) itu.

Namun, ia mengutip pesan Santo Fransiskus Assisi, “Mari kita mulai lagi karena sampai sekarang belum kita buat apa-apa!” Usaha untuk menanamkan pendidikan lingkungan hidup tetap dilakukan.

Menurut Romo Darmin, dokumen Laudato Si’ sebagai inspirasi pendidikan lingkungan perlu dikontekstualisasikan di bumi Nusantara. “Dalam mendesain kurikulum ini, pertama adalah saya mulai dengan memikirkannya begini, dokumen Laudato Si’ ini mengundang dan memanggil kita semua untuk membumikannya di bumi Nusantara,” katanya. Maka, menurutnya, desain kurikulum ini dikontekstualisasi  dengan filosofi Pancasila. Kerangka dasar kurikulumnya menjadi seperti urutan sila dalam Pancasila yakni ketuhanan, kemanusiaan, persatuan-persaudaraan, kerakyatan atau demokrasi sosial kosmopolitan, dan keadilan sosial.

Dalam desain kurikulum, menurutnya, yang mau disasar adalah perubahan cara berpikir atau konseptualisasi. “Memang dalam proses pendidikan itu seringkali juga pedagogi itu sangat penting, tetapi konten juga. Nah, Laudato Si’ ini memberikan peringatan yang sangat keras kepada kita bahwa meskipun kita memperhatikan proses tetapi juga konten. Nah, konten baru itulah yang diberikan oleh Laudato Si’ ini,” katanya.

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *