Timin diminta melayani Umat Stasi Glodogan, Paroki Girisonta, Kabupaten Semarang pada hari Minggu Ketiga November 2021. Selagi bisa, artinya tidak bersamaan dengan jadwal lain, tentu dengan bahagia dan penuh syukur, Timin menyanggupi permintaan tersebut. Hal yang sama juga sudah terjadi di Hari Minggu Ketiga bulan Oktober 2021. Timin melayani dan mempersembahkan Perayaan Ekaristi bersama umat stasi Glodogan. Prinsipnya, sebagaimana selalu dikatakan Timin, Pastor Paroki mengijinkan. Syukur kepada Allah, Pastor Paroki mengijinkan. Minimal seperti yang dikatakan Pengurus Stasi kepada Timin dan disampaikan melalui WhatsApp.
Nah, ada yang beda neh, dalam Misa Minggu Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam di Glodogan. Apa bedanya? Pertama, iringannya dengan musik Keroncong. Yang menjadi pengurus koor mengatakan kepada Timin. “Mo, nanti Misanya paket komplit ya?” Maksudnya apa? Tanya Timin. Kok kayak paket apa aja hehe. Jawab yang bersangkutan, “Maksudnya kyriale semua dinyanyikan Mo, dari Tuhan Kasihanilah kami, Kemuliaan, Kudus, dan Anak Domba Allah. Semua dinyanyikan ya. Itu yang namanya paket komplit Mo.” Oh, gitu ya. Jawab Timin. Oke deh kalau begitu.
Beda yang kedua, saat lagu pembuka dinyanyikan dan prosesi pembuka dilangsungkan, dalam perjalanan dari Sakristi menuju Altar Suci, tiba-tiba ada seorang entah Ibu entah Pemudi, yang jelas, suara perempuan, berseloroh, “Duh, rambutnya romo dipotong!” Yang lain terdengar suara, “Wah, nggak asyik lagi neh”. Tentu saja, Timin tidak merespons komentar-komentar itu. Sambil berjalan, dalam prosesi itu, Timin menyempatkan diri memberkati beberapa anak yang tampaknya sengaja berdiri di pinggir agar bisa diberkati dengan berkat di dahi.
Nah, entah rambut panjang, entah rambut pendek, yang penting, hati tetap terarah pada Tuhan yang tidak pernah membiarkan rambut kita hilang sehelai pun, bahkan di saat-saat yang penuh pencobaan. Kecuali yang rontok sendiri dan bikin kepala berkilau sambil berkata: “AMDG” – aku mono ndhase gundul hihihihi (maaf) (Timin).