Renungan Harian 11 November 2021

Hari ini kita memperingati satu orang kudus, Santo Martinus.

Martinus lahir di Sabaria – Hungaria pada tahun 315. Pada umur 18 tahun ia dibaptis dan masih beberapa tahun berdinas militer. Dalam perjalanan dinas, pada waktu musim dingin, di tempat yang sunyi dia bertemu dengan seorang pengemis yang kedinginan.

Dia membuka mantolnya, dan membelahnya menjadi dua. Mantol itu lambang kasih yang nyata. Yang setengah dia berikan kepada pengemis itu. Ketika malam tiba, Yesus menampakkan diri kepadanya dan berterima kasih atas separuh mantol yang telah diterimanya. Yesus hadir dalam diri pengemis yang menggigil kedinginan itu.

Ia kemudian menjadi imam dan ditempatkan di daerah asalnya.  Tahun 361 bersama uskup Hilarius ia mendirikan biara pertama di Perancis. Kelak ia menjadi uskup di Tours dan menyebarluaskan Injil di Perancis Tengah, dibantu para biarawannya

Yesaya (Yes 61: 1-3a ) dalam bukunya bersaksi: “Roh Tuhan ALLAH ada padaku, karena Ia  telah mengurapi aku. Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati. Aku juga diutus untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara, untuk memberitakan tahun rahmat TUHAN dan hari pembalasan Allah kita.

Ia juga mengutus aku untuk menghibur semua orang berkabung, untuk mengaruniakan kepada mereka perhiasan kepala ganti abu, minyak untuk pesta ganti kain kabung, nyanyian puji-pujian ganti semangat yang pudar, supaya orang menyebutkan mereka “pohon tarbantin kebenaran”.

Matius dalam injilnya (Mat 25: 31-40) mewartakan sabda Yesus: “Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya.

Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang daripada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing. Lalu Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya.

Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh BapaKu, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.

Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi  Engkau minum? Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau?

Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudaraKu yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.

Hikmah yang dapat kita petik:

Satu, dikisahkan bahwa Martinus membelah mantolnya dan  memberikan yang separuhnya kepada pengemis yang menggigil kedinginan. Mantol itu lambang kasih (=pemberian diri) yang nyata.  Perbuatan atau tindakan nyata punya arti yang jauh lebih besar daripada sekadar kata-kata yang bagus dan mengharukan.

Dua, Injil hari ini ditutup dengan jawaban sang Raja: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku”.

Tindakan kasih sekecil apa pun, yang dilakukan dengan tulus,  punya makna yang amat besar untuk kehidupan kekal. Maka, jangan ragu-ragu atau hitung-hitungan untuk berbuat baik.

Mgr Nico Adi, MSC

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *