
MINGGU BIASA XXX
24 Oktober 2021
Bacaan I : Yer 31:7-9
Bacaan II : Ibr 5:1-6
Bacaan Injil : Mrk 10:46-52
Keramahtamahan Tuhan pada kita umat–Nya
Jika kita memasuki area supermarket atau bank, atau berbagai unit layanan publik, terutama swasta, kita akan merasa nyaman oleh perlakuan para karyawan yang ada. Memasuki suatu restoran saja, kita langsung disambut oleh ucapan selamat datang oleh waiters dan juga seluruh karyawan yang ada. Masuklah ke minimarket Indomaret, begitu kita membuka pintu, si karyawan langsung mengucapkan selamat pagi dan selamat datang. Demikianlah ketika kita memasuki bank, satpam langsung membantu kita mengantarkan ke counter pelayanan, mengambilkan kartu antrean, dan mempersilakan duduk di tempat yang sudah disediakan.
Hospitalitas, keramahtamahan adalah kunci pelayanan. Dan ketika itu menjadi biasa dilakukan oleh para pelayan yang notabene ‘wong cilik’, kita maklum. Namun tahukah kita, sadarkah Anda, pahamkah saya, bahwa Allah itu bersikap ramah pada kita? Bacaan dari Kitab Nabi Yeremia meneguhkan niat kita untuk ‘kembali’ kepada Allah. Melalui Yeremia, Allah menghendaki umat Israel yang terpuruk di pembuangan, pulang kembali untuk membangun bait Allah di Yerusalem. “Bersorak-sorailah bagi Yakub dengan sukacita, bersukarialah tentang pemimpin bangsa-bangsa! Kabarkanlah, pujilah dan katakanlah: Tuhan telah menyelamatkan umat-Nya, yakni sisa-sisa Israel!” Allah membangkitkan pengharapan pada umat di jurang keputusasaan. Sekalipun mereka terpuruk dan merasa terbuang dan dilupakan, Allah tidak melupakan. Pada saat yang tepat, Tuhan bertindak menyelamatkan umat-Nya. Mereka tidak hilang sebagai bangsa terpilih, mereka tidak terhukum selamanya sebagai bangsa yang memberontak. Allah memperhatikan, sebab mereka adalah milik-Nya.
Kisah Bartimeus membuka mata kita akan tawaran Allah yang selalu dinyatakan kepada kita. Dalam keadaan apapun diri kita. Kita diajak untuk terus memberanikan diri meminta pertolongan Tuhan. Dialog antara Yesus dan Bartimeus sangatlah menarik. “Yesus Anak Daud, kasihanilah aku!” demikian seru Bartimeus. Yesus bertanya: “Apa yang kau kehendaki Kuperbuat bagimu?” Dan jawabnya: “Rabuni, semoga aku dapat melihat!” Perhatikanlah pertanyaan Yesus, apa yang kau kehendaki Kuperbuat bagimu. Yesus sangat terbuka untuk semua permohonan. Dan ungkapannya sangatlah simpatik: Can I help you! Semestinya pertanyaan ini mendorong seseorang untuk berani menyatakan doa dan permohonannya secara leluasa. Namun Bartimeus tetap memilih permohonan yang terbaik: Semoga/supaya aku dapat melihat.
Marilah kita melihat Allah yang sedemikian luar biasa ramah pada diri kita masing-masing, umat-Nya. Allah yang demikian selalu mengundang kita untuk dekat dengan-Nya. Kedua, jangan pernah takut untuk memohon dan memohon. Apapun permohonan itu pasti dikabulkan sesuai dengan rencana-Nya. Ketiga, satu permohonan yang tak boleh terlewatkan adalah: semoga aku dapat melihat. Artinya, di tengah segala peristiwa kehidupan, kita mohon semoga kita selalu melihat Allah yang hadir dan memihak kita, milik-Nya ini.
Romo Agus Suryana Gunadi, Pr