Syukur, Syukur, dan Syukur

Ijinkan saya, pada dan melalui kolom ini, melambungkan pujian syukur kepada Allah Bapa, Putra, dan Roh Kudus, atas Pesta Perak Imamat yang dianugerahkan kepada saya. Tanggal 8 Juli 1996, bersama sembilan rekan lainnya, menerima anugerah Tahbisan Imamat dari Allah Tritunggal Maha Kudus melalui Bapak Julius Kardinal Darmaatmadja SJ di Kapel St. Paulus Seminari Tinggi St. Yogyakarta. Sembilan rekan tersebut terdiri dari satu rekan dari Tarekat MSF dan delapan lainnya Imam Diosesan Keuskupan Agung Semarang.

Satu rekan imam seangkatan tahbisan dari MSF sudah berbahagia di surga beberapa waktu lalu. Dua rekan lainnya mengundurkan diri dari tugas pelayanan Imamat. Dengan demikian, pada Pesta Perak Imamat 8 Juli 2021, kami tinggal bertujuh, semua adalah Imam Diosesan Keuskupan Agung Semarang, atau biasa disebut Romo Projo KAS, setidaknya, hingga saat saya menuliskan refleksi ini [sebab saya tidak tahu, di masa pandemi Covid-19 ini, apakah kami, minimal saya, masih diperkenankan hidup dalam pelayanan Imamat atau tidak hingga tepat pada Pesta Perak Imamat tersebut. Sekiranya boleh syukur kepada Allah, sekiranya tidak, syukur kepada Allah].

Saya haturkan rasa syukur kepada Allah saat ini, selagi masih ada kesempatan. Saya haturkan pula terima kasih kepada Rekan-Rekan Seangkatan Tahbisan atas saling mendoakan dan meneguhkan dalam perjalanan panggilan Imamat ini; serta para Romo yang pernah serumah dan bekerja sama dalam karya perutusan sebagai Imam-Nya di mana pun saya diutus dan ditugaskan. Syukur dan terima kasih pula kepada Keuskupan Agung Semarang, para Bapak Uskup KAS yang selama ini menerima kami dalam kolegialitas Imamat dan pelayanan bagi Umat dan Masyarakat. Tentu, terima kasih pula kepada Umat dan Masyarakat yang selama ini menerima saya dalam kerja sama pelayanan menghadirkan Kerajaan Allah dalam berbagai kesempatan, bentuk, dan karya pelayanan yang boleh saya emban sebagai Imam-Nya.

Secara khusus, saya berterima kasih, sebab dari dua puluh lima tahun perjalanan pelayanan Imamat tersebut, ternyata 17 (tujuh belas) tahun sendiri, saya diperkenankan mencurahkan pelayanan Imamat juga melalui karya kerasulan jurnalistik Majalah INSPIRASI, Lentera yang Membebaskan, yang saya rintis sejak Agustus 2004 dan terbit perdana pada September 2004. Maka, dapat dikatakan bahwa sebagian besar waktu perjalanan pelayanan Imamat saya, diwarnai oleh karya kerasulan jurnalistik ini dalam berbagai bentuknya. Di samping karya kerasulan jurnalistik ini, dalam waktu yang sama, sejak Maret 2004, saya boleh merasul.

Kecuali itu, waktu perjalanan pelayanan Imamat saya juga diwarnai oleh perutusan dan karya pelayanan dalam kerukunan umat beragama di KAS. Dari dua puluh lima tahun perjalanan pelayanan Imamat ini, 11 (sebelas) tahun saya juga mendapat amanah sebagai Ketua Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan KAS, Mei 2008 – Maret 2019. Di samping itu, dalam satu dekade ini, saya mendapat rahmat perutusan pula sebagai bagian dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Jawa Tengah (lima tahun pertama sebagai Wakil Ketua, lima tahun kedua sebagai anggota). Tentu, hal ini juga membentuk dan mewarnai hidup saya sebagai Imam-Nya, selain dalam pelayanan Sakramental Gerejawi, juga dalam pelayanan sosial-kemasyarakatan, khususnya dalam rangka merajut kerukunan dan persaudaraan lintasagama dengan siapa saja di mana saja.

Syukur kepada Allah, saya boleh mengalami pelayanan Pastoral Parokial di Paroki St. Maria Fatima Magelang, Paroki St. Pius X Karanganyar, Paroki St. Perawan Maria Rosario Suci Katedral Semarang, Paroki Hati Kudus Yesus Tanah Mas, Paroki St. Fransiskus Xaverius Kebon Dalem, dan Paroki Kristus Raja Ungaran. Karya Pastoral Parokial ini pun membentuk hidup saya sebagai Imam-Nya dalam mengemban tugas perutusan-Nya. Syukur dan terima kasih kepada Umat yang telah membentuk hidup Imamat saya dan saya boleh ambil bagian dalam karya pelayanan tersebut.

Hidup Imamat saya juga diwarnai dengan pelayanan pendidikan. Pertama, perutusan saya sebagai Staf dan Rektor Seminari Tinggi St. Petrus Pematangsiantar di masa-masa menjelang Lustrum Pertama Imamat saya, tentu menjadi pengalaman yang sangat berharga dan saya syukuri. Lalu, menjelang Lustrum Kelima, kembali saya diutus Bapak Uskup dalam karya pelayanan di dunia pendidikan lagi, di Unika Soegijapranata Semarang, sebagai Pastor Campus Ministry, dan sebagai mahasiswa pada Program Doktor Ilmu Lingkungan. Lima tahun pertama hidup imamat saya berada dalam dunia pendidikan, entah sebagai mahasiswa teologi, sambil nyambi mengajar di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, di Fakultas Teologi Wedabhakti, di Pertapaan St. Maria Rawaseneng, dan Seminari Tinggi Pematangsiantar. Lima tahun terakhir menjelang Pesta Perak Imamat, kembali saya mengemban perutusan di dunia pendidikan sebagaimana sudah saya sebutkan. Itu menjadi inklusi Pesta Perak Imamat yang dianugerahkan Tuhan kepada saya.

Sekali lagi, syukur, syukur, dan syukur kepada Allah Tritunggal Mahakudus. Terima kasih, terima kasih, terima kasih kepada Umat dan Masyarakat. Mohon maaf, mohon maaf, mohon maaf, atas segala keterbatasan, kelemahan, dan kekurangan saya dalam mengemban perutusan sebagai Imam-Nya. Kekuatan saya bertumpu pada Kristus yang bersabda, “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna!” (2 Korintus 12:9) yang menjadi motto hidup saya sejak kecil mula hingga di hari akhir saat menutup mata selamanya. Saling mendoakan selalu. Bunda Maria melindungi, Bapa Yosef merestui.

Salam Peradaban Kasih Ekologis.

Salam INSPIRASI, Lentera yang Membebaskan!

Berkah Dalem.

Aloys Budi Purnomo Pr

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *