Selama 13 tahun, Pastor Markus Marcelinus Hardo Iswanto, CM merintis gerakan agroekologi yang diwujudkan dalam pertanian organik di Gubug Lazaris, Kediri. Dengan bertani organik, Pastor Hardo melibatkan diri dalam gerakan ekologi. “Kalau saya bertani secara organik atau sustainable farming ini, saya itu ambil bagian di dalam kegiatan gerakan ekologi. Jadi, tidak bisa dilepaskan antara pertanian dengan ekologi tadi,” demikian katanya dalam webinar bertema Farming and Faith, 27 November 2020.
Dalam acara Cross-interfaith Dialogue on Sustainability: From Faith to Action yang dihelat oleh Danish International Development Agency (DANIDA) itu, Pastor Hardo menyampaikan kalau imanlah yang menggerakkannya dalam gerakan pertanian organik. “Karena selama ini yang dianggap sebagai kepercayaan, misalnya makanan sehat atau sertifikasi organik itu label. Bukan mutunya, bukan isinya. Nah, lalu bagaimana supaya akhirnya kita ini tidak terlena atau tertipu dengan bungkus, tetapi dengan isinya? Jadi, kepercayaan itu harus sungguh-sungguh dipertanggungjawabkan. Maka, saya ingin menciptakan sesuatu yang sumbernya itu kepercayaan yang hakiki, bukan kepercayaan pada bungkus. Kepercayaan yang hakiki itu tentu harus sumbernya dari orang yang mempunyai kepercayaan. Orang yang bisa dipercaya. Orang yang mempunyai iman,” kata imam kelahiran Blora, 26 April 1967 itu.
Ketika kita mempunyai iman, sambungnya, iman tersebut menjadi dasar untuk peduli misalnya gerakan ekologi atau pertanian organik. Maka, menurutnya, kita melakukan sesuatu bukan karena nilai-nilai ekonomis atau berbuat karena ingin dianggap baik. “Saya memang berbuat karena ini, saya menganggap ini baik. Dan ini tidak bisa dipisahkan dari nilai-nilai iman saya dan semangat rohani saya,” katanya.
Selengkapnya ada di edisi cetak Majalah INSPIRASI, Lentera yang Membebaskan no. 200 April Tahun XVII 2021. Hubungi +6285101923459
