Kardinal Suharyo: Dengan Berjalan Di Dalam Terang, Kita Akan Semakin Menyerupai Dia Dalam Kemuliaan Yang Semakin Besar

Uskup Agung Jakarta, Bapak Ignatius Kardinal Suharyo menegaskan, dengan berjalan di dalam terang, kita akan semakin menyerupai Dia dalam kemuliaan yang semakin besar. Hal itu ia sampaikan dalam homili Misa Hari Raya Natal Pontifikal di Gereja Katedral Jakarta, Kamis 25 Desember 2025. Berikut ini adalah homili lengkapnya.

Para Ibu dan Bapak, para Biarawan, Biarawati, Kaum Muda, Remaja, dan Anak-anak yang terkasih.

Bersama-sama dengan para imam yang melayani perayaan ekaristi pagi ini, bersama-sama dengan para petugas liturgi, panitia Natal, dan Dewan Paroki Katedral, saya ingin mengucapkan selamat hari raya Natal. Semoga Yesus, Firman yang menjadi Manusia dan tinggal di antara kita menjadi terang bagi kita sepanjang hidup kita.

Dalam kalender liturgi, Natal kita rayakan dalam tiga kali perayaan ekaristi yang berbeda. Pada misa malam Natal kemarin dibacakan kisah kelahiran Yesus. Kita diajak untuk mengenangkan dengan penuh syukur peristiwa kelahiran Yesus yang terjadi lebih dari 2000 tahun yang lalu.

Pada misa fajar pagi tadi dibacakan kisah tentang warta gembira yang diterima oleh para gembala. Kita diajak untuk mengalami dan merayakan Yesus yang lahir ke dalam diri kita masing-masing, seperti dulu Yesus diberitakan dan lahir di dalam diri para gembala.

Dalam misa siang hari ini, misa ketiga, dibacakan himne mengenai Yesus, Sang Firman, Sang Terang yang menjadi manusia dan tinggal di antara kita. Kita semua diundang untuk menerima Sang Firman sebagai Terang Hidup. Karena dengan menerima-Nya kita diberi kuasa untuk menjadi anak-anak Allah atau dalam bahasa yang biasa menjadi manusia yang mulia, menjadi manusia yang bermartabat atau di dalam kata-kata Rasul Paulus menjadi pribadi yang mencerminkan kemuliaan Allah dalam kemuliaan yang semakin besar.

Saudari-saudaraku yang terkasih, namun nyatanya manusia tidak sepenuhnya menerima Terang itu, melainkan sering memilih untuk hidup di dalam kegelapan. Akibatnya apa? Akibatnya manusia yang mestinya bermartabat luhur dan mulia merendahkan martabatnya sendiri ketika manusia membiarkan hidupnya dipimpin oleh kegelapan. Dan buahnya kita semua tahu adalah semakin luntur dan merosotnya moralitas kehidupan.

Perendahan martabat manusia terjadi sepanjang sejarah umat manusia sejak awal. Inilah yang terungkap misalnya di dalam tindakan-tindakan yang tidak bermartabat seperti yang diangkat oleh mendiang Paus Fransiskus di dalam pernyataannya ketika memaklumkan Tahun Suci Luar Biasa, yaitu bertindak tidak adil, memuja uang dan korupsi.

Mengenai ketidakadilan, Paus Fransiskus menyatakan, saya kutip, “Di dalam dunia dewasa ini, betapa banyak luka yang ditanggung oleh orang-orang yang tidak mempunyai suara karena teriakan mereka diredam dan dibenamkan oleh sikap acuh tak acuh orang-orang yang berkuasa.”

Mengenai bahaya uang, Paus Fransiskus mengatakan begini, “Janganlah jatuh ke dalam pola pikir yang mengerikan yang beranggapan bahwa kebaikan, kebahagiaan bergantung pada uang dan bahwa dibandingkan dengan uang, semua yang lain tidak ada nilai dan martabatnya. Kekerasan yang ditimpakan kepada orang lain demi menumpuk kekayaan yang berlumuran darah tidak akan mampu membuat seorang pun tetap berkuasa dan tidak mati.”

Mengenai korupsi, dengan hati yang pedih, Paus Fransiskus menulis begini, “Luka-luka bernanah akibat korupsi merupakan dosa berat yang berteriak keras ke surga untuk mendapatkan pembalasan karena luka itu merongrong dasar-dasar kehidupan pribadi dan masyarakat. Korupsi membuat kita tidak mampu melihat masa depan dengan penuh harapan.Karena keserakahan yang lalim itu menghancurkan harapan-harapan kaum lemah dan menginjak-injak orang yang paling miskin di antara kaum miskin. Korupsi adalah skandal publik yang berat.”

Saudari-saudaraku yang terkasih,

Di tengah-tengah kenyataan seperti ini, bahkan kenyataan yang jauh lebih kompleks lagi, kita merayakan Natal. Kita diajak menyadari bahwa hanya dengan mengikuti Yesus Sang Terang Kehidupan, Sang Firman yang menjadi Manusia, kita tidak akan merendahkan martabat kita. Kita tidak akan berjalan di dalam kegelapan.

Sebaliknya, dengan berjalan di dalam terang, kita akan semakin menyerupai Dia dalam kemuliaan yang semakin besar. Artinya menjadi anak-anak Allah yang bermartabat tidak membiarkan moralitas hidup kita luntur, merosot, atau bahkan hilang.

Ajakan untuk berjalan dalam terang itu oleh Rasul Paulus dibahasakan dengan kata-kata yang lebih mudah ditangkap. Kepada Titus, surat yang dibacakan dalam perayaan ekaristi malam Natal tadi malam, ia menulis begini, “Yesus telah menyerahkan Dirinya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi Dirinya suatu umat milik-Nya sendiri yang rajin berbuat baik.” Rajin berbuat berbuat baik itulah yang dapat kita lihat dan saksikan dalam pelbagai macam sikap dan tindakan nyata.

Ketika saudari-saudara kita mengalami bencana seperti yang terjadi di beberapa daerah di tanah air kita ini, muncullah berbagai macam gerakan bela rasa yang dijalankan dengan tulus tanpa pamrih apapun. Ketika marak tindak pidana perdagangan orang, muncul dan berkembanglah gerakan-gerakan anti perdagangan orang. Ketika semakin banyak saudari-saudara kita yang semakin susah, berkembanglah lembaga-lembaga yang membantu saudari-saudara kita yang tidak mempunyai siapapun yang memperhatikan. Dan ketika kehidupan bersama menjadi semakin tidak baik dan tidak ada yang mau bersuara, tampil pribadi-pribadi yang karena cintanya kepada Tuhan dan tanah air berbicara demi kebaikan bersama.

Semoga dengan merayakan Natal ini, kita semua terdorong untuk semakin rajin mencari jalan-jalan baru untuk berbuat baik. Semakin banyak ragam perbuatan baik, semakin banyak pula tanda-tanda pengharapan yang dimaksudkan oleh Paus Fransiskus ketika beliau memaklumkan Tahun Suci Peziarah Pengharapan yang dalam waktu dekat akan berakhir. Tetapi kita ingin, meski Tahun Suci itu akan berakhir, undangan untuk menaburkan pengharapan dengan semakin rajin berbuat baik tidak akan pernah berakhir.

Sekali lagi, selamat merayakan Natal dan selamat menyambut Tahun Baru 2026,  tahun baru yang kita harapkan penuh pengharapan. Tuhan memberkati.

 

 

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *