Hari ini kita merayakan Pesta Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa. Pesta ini ditetapkan Paus Pius IX tanggal 8 Desember tahun 1854.
Dalam Kej 3: 9-15.20 dikisahkan: “Pada waktu itu, TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: “Di manakah engkau?” Ia menjawab: “Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi.” Firman-Nya: “Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?” Manusia itu menjawab: “Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi buah pohon itu kepadaku, maka buah itu kumakan.”
Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: “Apakah yang telah kauperbuat ini?” Jawab perempuan itu: “Ular itu yang memperdayakan aku, maka buah itu kumakan.” Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu: “Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu.
Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.” Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup.
Melalui Ef 1: 3-6.11-12 Paulus menyapa umatnya: Saudara-saudara, terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga. Di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.
Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya.
Lukas dalam Injilnya (Luk 1: 26-38) mewartakan: “Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria.
Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” Maria terkejut ketika mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu: “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.
Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.”
Tanya Maria: “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?” Jawab malaikat itu: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.
Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu, sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.” Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
Hikmah yang dapat kita petik:
Satu, Allah Pencipta dan Pemilik segala sesuatu, yang telah menciptakan manusia sebagai citra dan gambar-Nya yang mulia dan kudus, berinisistif untuk mencari manusia yang ditempatkan di Taman Eden. Dia bertanya, mengevaluasi tindakan mereka dan ditemukan bahwa mereka melakukan pelanggaran atau berdosa. Dia lalu memutusan bahwa mereka yang melanggar kekudusan dan kesetiaan itu, dikeluarkan dari taman itu.
ALLAH yang mulia dan kudus, menghendaki manusia hidup dalam kekudusan. Kehendak ini berlaku bagi manusia sepanjang zaman.
Dua, kejatuhan manusia itu yang makin lama makin parah itu, “menggugah Allah untuk menolong merek dengan jalan mengutus para nabi dan akhirnya Anak-Nya sendiri”, karena manusia tidak mampu mengatasi dosa dengan kekuatan mereka sendiri.
Agar rencana itu terlaksana, dengan cara yang istimewa Dia memilih dan menyiapkan seorang perempuan yang akan menghadirkan Anak Allah yang kudus itu di dunia ini. Tentu perempuan itu “istimewa” segalanya, khususnya “dikandung tanpa noda dosa”. Perempuan itu adalah Bunda Maria yang dipilih Allah melalui malaikat-Nya.
Marilah kita bersyukur dan memuji Allah serta percaya kepada-Nya yang telah peduli akan keselamatan kita, dengan menganugerahkan Anak-Nya kepada kita. Melalui Dia kita dapat kembali dan bersatu dengan Allah. Amin.
Mgr Nico Adi MSC