
Dalam Pengkh 1: 1-11 diserukan: “Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia. Apakah gunanya manusia berusaha dengan jerih payah di bawah matahari? Keturunan yang satu pergi dan keturunan yang lain datang, tetapi bumi tetap ada. Matahari terbit, matahari terbenam, lalu terburu-buru menuju tempat ia terbit kembali.
Angin bertiup ke selatan, lalu berputar ke utara, terus-menerus ia berputar, dan dalam putarannya angin itu kembali. Semua sungai mengalir ke laut, tetapi laut tidak juga menjadi penuh; ke mana sungai mengalir, ke situ sungai mengalir selalu. Segala sesuatu menjemukan, sehingga tak terkatakan oleh manusia; mata tidak kenyang melihat, telinga tidak puas mendengar.
Apa yang pernah ada akan ada lagi, dan apa yang pernah dibuat akan dibuat lagi; tak ada sesuatu yang baru di bawah matahari. Adakah sesuatu yang dapat dikatakan: “Lihatlah, ini baru!”? Tetapi itu sudah ada dulu, lama sebelum kita ada. Kenang-kenangan dari masa lampau tidak ada, dan dari masa depan yang masih akan datang pun tidak akan ada kenang-kenangan pada mereka yang hidup sesudahnya.
Lukas dalam injilnya (Luk 9: 7-9) mewartakan: “Ketika itu, Herodes, raja wilayah, mendengar segala yang terjadi itu dan ia pun merasa cemas, sebab ada orang yang mengatakan, bahwa Yohanes telah bangkit dari antara orang mati. Ada lagi yang mengatakan, bahwa Elia telah muncul kembali, dan ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi dahulu telah bangkit.
Maka Herodes berkata: “Yohanes telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal demikian?” Lalu ia berusaha supaya dapat bertemu dengan Yesus.
Hikmah yang dapat kita petik:
Satu, segala sesuatu yang dibuat manusia memang indah dan dibutuhkan. Hasil kerja manusia dan penemuan-penemuan yang luar biasa telah membantu umat manusia untuk berkembang dan hidup sejahtera.
Meski demikian, ketika dia mati, semuanya ditinggalkan dan tidak bisa dibawa serta. Semuanya itu tidak menjamin dia untuk masuk ke surga dan hidup bahahia bersama Allah. Itulah sebabnya dikatakan bahwa semuanya itu sia-sia belaka. Iman, harapan dan kasih yang terwujud dalam perbuatan baik itulah yang melapangkan jalan untuk masuk ke dalam kebahagiaan kekal bersama Allah.
Dua, Herodes sebagai simbol penguasa dapat merampas dan membinasakan makhluk hidup, dan apa saja yang dia maui. Meski demikian, Allah yang mahakuasa dan bijaksana, punya banyak jalan yang mengagumkan. Rencana dan kehendak-Nya tidak bisa dibinasakan penguasa mana pun. Ketika satu utusan dibunuh, utusan yang lain muncul, bahkan banyak utusan yang lain dihadirkan. Maka, manusia jangan sombong dan bertindak sewenang-wenang kepada sesama dan makhluk ciptaan Tuhan. Amin.
Mgr Nico Adi MSC