Hari ini kita memperingati 1 orang kudus yaitu Santo Vincentius A. Paulo. Ketika ditugaskan di paroki yang sulit karena kemerosotan moral, dia berhasil mempertobatkan mereka. Dia rajin mengunjungi orang sakit dan orang miskin.
Pelayanan itu menggerakkan hati para gadis, sehingga ada 20 orang yang bergabung. Lalu didirikan tarekat para suster Cinta Kasih. Kemudian didirikan pula tarekat para imam untuk pelayanan di daerah misi, yang kemudian dikenal dengan nama Kongregasi Misi. Beliau meninggal tanggal 27 September 1660 di Paris.
Melalui 1Kor 1: 26-31 Paulus menyapa umatnya: “Saudara-saudara ingat saja, bagaimana keadaanmu, ketika kamu dipanggil. Menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang. Meski demikian, apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan mereka yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah.
Bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah. Oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita. Karena itu seperti ada tertulis: “Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan.”
Matius dalam injilnya (Mat 9: 35-38) mewartakan: “Ketika itu, Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar di rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Waktu melihat orang banyak itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala.
Maka Ia berkata kepada para murid-Nya: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan para pekerja untuk tuaian itu.”
Hikmah yang dapat kita petik:
Satu, Santo Vincentius melayani dan mengunjungi orang-orang sakit dan orang miskin, agar mereka mengalami bahwa mereka itu berharga dan bermartabat. Pelayanan seperti itu sering dianggap bodoh dan sia-sia di mata umum, namun dipilih Vincentius yang memang tidak mencari popularitas/kekayaan. Ternyata semangat dan cara hidup yang demikian telah mengilhami banyak orang untuk bergabung dengan dia. Dia memberikan teladan agar kita pun betul-betul berani melawan arus.
Dua, Yesus betul-betul tergerak hati dan menaruh hati kepada orang-orang miskin, yang sakit dan yang terlantar. Mereka tidak berdaya untuk menghadapi pelbagai beban yang menimpa mereka. Mereka mencari para gembala yang mau hadir dan bersolider dengan mereka. Jumlah mereka itu sungguh amat banyak dan siap untuk dituai. Apakah Saudara tergerak hati dan siap untuk diutus Yesus, supaya mereka itu terlayani? Semoga Saudara-saudari akan menjawab “ya”. Amin.
Mgr Nico Adi MSC