Renungan Harian 22 September 2024

HARI MINGGU BIASA XXV

22 September 2024

Bacaan I          : Keb 2:12.17-20

Bacaan II        : Yak 3:16-4:3

Bacaan Injil     : Mrk 9:30-37

Belajar dari Anak Kecil

Anak kecil itu biasanya tulus dan apa adanya. Tertawanya bisa lepas, polos, dan sikapnya tidak lamis. Anak kecil itu polos, lucu dan nggemeské. Apalagi jika pipinya nyempluk kayak Bakpao…hehehe…Setiap kali melihat atau menggendong anak kecil, biasanya ada rasa haru dan kagum. Siapa yang tidak gemas dan bahagia melihat tingkah laku yang diperlihatkan anak-anak? Secara umum orang pasti akan menyambut anak-anak dengan senyuman dan penuh kasih sayang.

Bacaan Injil hari ini mengingatkan kita untuk tidak egois dan tidak arogan terhadap sesama. Para murid ditegur Yesus karena mereka memperebutkan siapa yang terbesar di antara mereka. Kita sebagai pengikut Kristus harus memperlakukan sesama dengan penuh kasih sayang. Kita dipanggil untuk mengasihi, menolong, dan membantu sesama. Bukan justru sebaliknya kita menganggap orang lain itu sebagai ancaman, saingan, lawan yang harus dimusuhi maupun dikalahkan. Jangan sampai seperti peribahasa yang sering kita dengar “Susah melihat orang senang, senang melihat orang susah”. Maka sambutlah sesama kita manusia sebagaimana kita menyambut Tuhan Yesus dalam diri kita.

Kalau Yesus menempatkan seorang anak kecil di tengah, artinya Yesus menjadikan anak itu sebagai pusat perhatian. Maka menyambut Yesus seperti menyambut anak kecil berarti kita menjadikan Yesus sebagai pusat hidup dan pusat per-HATI-an kita. Kita boleh sibuk dengan tugas dan pekerjaan kita serta terbuka pula untuk beristirahat dan berpiknik. Tetapi kita tetap harus menjadikan Tuhan sebagai pusat perhatian dari kehidupan kita.

Tuhan Yesus mengingatkan para murid-Nya dan kita pada zaman ini untuk selalu membangun sikap rendah hati dan belajar dari anak-anak kecil. Marilah kita bertobat dan menjadi seperti anak kecil yang polos, tulus dan apa adanya. Kita lakukan tugas dan pekerjaan kita sehari-hari dengan tekun. Meski itu yang kecil dan sederhana, kita lakukan demi kemuliaan Tuhan dan pelayanan kepada sesama. Pertanyaan refleksinya, selama ini Anda lebih didominasi sikap mau melayani atau dilayani? Apa saja saja yang bisa diusahakan agar bisa menghayati sikap rendah hati dalam pelayanan?

Romo Yohanes Gunawan, Pr

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *