HARI MINGGU BIASA XVII
28 Juli 2024
Bacaan I : 2Raj 4: 42-44
Bacaan II : Ef 4: 1-6
Bacaan Injil : Yoh 6: 1-15
Mukjizat sungguh terjadi, Tuhan menggandakan pemberian-Nya
Berikut ini sharing seseorang yang bertekun pada prinsip ‘perpuluhan’ sebagai persembahan syukur kepada Tuhan. Alasan pertama adalah karena itu diperintahkan oleh Allah melalui firman-Nya. Itu terdapat dalam berbagai perikop, misalnya Amsal 3: 9; Imamat 27: 30; Ul 14: 22-23, dan sebagainya. Kedua, dia menolak untuk dikatakan bahwa apa yang dia persembahan adalah persembahan perpuluhan. Sebab baginya itu bukan persembahan, bukan miliknya yang diberikan kepada Tuhan. Ia menghayati rejeki itu diberikan atau dititipkan oleh Tuhan, maka ia tidak berhak atas rejeki. Sewajarnya bahwa ia menyisihkan itu sebagai hak milik Tuhan. Tiga, ketika mempersembahkan perpuluhan, ia tidak menghayati hitungan bahwa perpuluhan berarti 10 persen dari 100 persen penghasilan. Prinsipnya, dengan rela dan sukacita, persembahkanlah apa yang dimiliki bagi Tuhan. Dan seperti lima roti dan dua ikan, Tuhan akan menggandakan persembahan kita untuk kesejahteraan semua.
Banyak mukjizat yang dianugerahkan Tuhan hari demi hari yang ketika dihitung menurut rumus matematika, tidak akan ketemu. Banyak pasangan yang terheran-heran akan kemampuannya menguliahkan anak-anak, menyicil kredit mobil, membayar kredit rumah. Yang jika dihitung, gaji tidak akan mencukupi. Namun nyatanya semua bisa terjadi. Iman menjadikan semua menjadi mungkin, jika Tuhan menghendaki. Dikisahkan, seorang datang kepada Elisa, abdi Allah. Ia membawa roti hulu hasil yang dipersembahkan kepada Elisa. Namun Elisa memerintahkan supaya roti itu diberikan kepada mereka yang membutuhkan makan, sejumlah ratusan orang. Dan ketika itu dilakukan, ternyata roti itu cukup dan bahkan ada sisanya. Itulah mukjizat Tuhan. (2Raj 4: 42-44). Ya, mukjizat demi mukjizat terjadi.
Mukjizat terjadi dalam kehidupan sehari hari. Injil hari ini pun berkisah tentang lima roti dan dua ekor ikan yang mengenyangkan ribuan orang, dan menyisakan sejumlah dua belas bakul penuh. Itu terjadi karena kepercayaan penuh pada Tuhan, dan kerelaan mempersembahkannya pada Tuhan apa adanya. Tentang hal itu, awalnya para murid ragu-ragu ketika Yesus bertanya, di manakah mereka akan membeli roti supaya orang-orang itu dapat makan. Maka jawab spontan Filipus, “Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja” (Yoh 6: 7). Yesus meminta supaya apa yang ada, dengan sukacita dikumpulkan sebagai persembahan. Lima roti dan dua ikan yang didapat dari tangan seorang anak kecil, dipersembahkan kepada Tuhan. “Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki (Yoh 6: 11).” Ayo, persembahkanlah dirimu, juga kelemahan dan kekuranganmu; Tuhan akan menjadikan berkat bagi banyak orang dan dirimu sendiri.
Romo F.X. Agus Suryana Gunadi, Pr