Dalam Yer 7: 1-11 diserukan firman Tuhan kepada Yeremia: “Berdirilah di pintu gerbang rumah TUHAN, serukanlah di sana firman ini dan katakanlah: Dengarlah firman TUHAN, hai sekalian orang Yehuda yang masuk melalui semua pintu gerbang ini untuk sujud menyembah TUHAN! Perbaikilah tingkah langkahmu dan perbuatanmu, maka Aku mau diam bersama-sama kamu di tempat ini.
Janganlah kamu percaya kepada perkataan dusta yang berbunyi: Ini bait TUHAN, bait TUHAN, bait TUHAN, melainkan jika kamu sungguh-sungguh memperbaiki tingkah langkahmu dan perbuatanmu, jika kamu sungguh-sungguh melaksanakan keadilan di antara kamu masing-masing, tidak menindas orang asing, yatim dan janda, tidak menumpahkan darah orang yang tak bersalah di tempat ini dan tidak mengikuti allah lain, yang menjadi kemalanganmu sendiri, Aku mau diam bersama-sama kamu di tempat ini, di tanah yang telah Kuberikan kepada nenek moyangmu, dari dahulu kala sampai selama-lamanya.
Sesungguhnya, ternyata kamu percaya kepada perkataan dusta yang tidak memberi faedah. Masakan kamu mencuri, membunuh, berzinah dan bersumpah palsu, korban kepada Baal dan mengikuti allah lain yang tidak kamu kenal, kemudian kamu datang berdiri di hadapan-Ku di rumah yang atasnya nama-Ku diserukan, sambil berkata: Kita selamat, supaya dapat pula melakukan segala perbuatan yang keji ini!
Sudahkah menjadi sarang penyamun di matamu rumah yang atasnya nama-Ku diserukan ini?
Matius dalam injilnya (Mat 13: 24-30) mewartakan: “Ketika itu, Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka. Dia berkata: “Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya. Pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi. Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu.
Lalu datanglah para hamba tuan ladang itu kepadanya dan bertanya: Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu? Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya.
Lalu bertanyalah para hamba itu kepadanya: “Maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu? Ia menjawab: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu. Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai.
Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku.”
Hikmah yang dapat kita petik:
Satu, melalui Yeremia Tuhan berjanji bahwa bila umat-Nya percaya dan menyembah Dia, berlaku adil dan membela kehidupan sesamanya, mereka akan hidup tenang dan diberkati. Bila memilih baal dan berlaku kejam kepada sesamanya, mereka akan sengsara dan menderita.
Firman itu juga berlaku bagi kita sekarang ini. Yang melakukan kejahatan dan kekejaman kepada sesamanya, tampaknya menang namun tidak demikian di hadapan Allah.
Dua, Allah “membiarkan/mengijinkan ilalang tumbuh bersama dengan gandum sampai musim petik tiba”, karena hendak ditunjukkan bahwa semua tanaman gandum itu berkualitas. Mereka tetap hidup meski dihadang/diganggu banyak masalah. Semoga kita pun sebagai anak-anak Allah, sungguh berkualitas dan tahan bantingan. Amin.
Mgr Nico Adi MSC