Renungan Harian 5 Februari 2024

Hari ini kita memperingati 1 orang martir yaitu St. Agata. Dia lahir di Kantania – pulau Sisilia dekat Italia, sebagai putri bangsawan yang kaya raya. Sejak muda, umur 15 tahun, ia bercita-cita untuk hidup murni bagi Tuhan.

Pada masa pemerintahan Kaisar Decius (249-251) karena menolak lamaran Quitianus dia dilaporkan ke Kaisar bahwa dia beragama Katolik. Maka dia dipenjarakan, dan disiksa agar mau menyerahkan kesuciannya. Karena menolak, dia akhirnya dibunuh tahun 250 dan digelari santa oleh Paus Gregorius I tahun 251. Dia dipercaya banyak orang punya kekuatan untuk mengendalikan/mencegah letusan gunung Etna di Sisilia.

Melalui 1Kor 1: 26-31 Paulus menyapa umatnya: “Saudara-saudara, ingatlah bagaimana keadaanmu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang.

Meski demikian, apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah.

Oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita. Karena itu seperti ada tertulis: “Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan.”

Lukas dalam injilnya (Luk 9: 23-26) mewartakan sabda Yesus kepada orang banyak: “Setiap orang yang mau mengikuti Aku, harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikuti Aku. Barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya.

Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri? Barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku, Anak Manusia juga akan malu karena orang itu, apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan-Nya dan dalam kemuliaan Bapa dan para malaikat kudus.

Hikmah yang dapat kita petik:

Satu, Agatha yang masih muda belia itu ternyata telah mempunyai pilihan hidup: suci murni bagi Tuhan. Pilihan dan tekadnya itu, dia jaga dan dia pertahankan sehingga dia berani menolak semua tawaran yang diajukan kepadanya. Akibatnya dia mati dibunuh. Umat beriman kemudian memandang dan mengakui dia mati sebagai martir.

Meski pengakuan bahwa Agata itu adalah seorang martir muncul kemudian, dia telah dibenarkan, dikuduskan, dan ditebus oleh darah Kristus. Dan inilah yang lebih utama. Ada jauh lebih banyak orang yang mati tanpa mendapat gelar/pengakuan dari pimpinan Gereja, sebagai orang kudus/martir. Toh kita percaya bahwa mereka juga telah dibenarkan dan ditebus oleh Kristus.

Dua, Yesus membàlas/memberikan karunia kepada tiap-tiap orang sesuai dengan yang telah dilakukannya ketika hidup di dunia. Yang mengakui akan diakui, yang menyangkal juga akan disangkal.

Pengakuan atau penyangkalan adalah keputusan bebas tiap-tiap orang. Hendaknya kita mengakui Dia sebagai Raja dan Sumber Kehidupan agar kehidupan kekallah yang kelak kita terima. Amin.

Mgr Nico Adi MSC

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *