Renungan Harian 7 Desember 2023

Hari ini kita memperingati 1 orang kudus yaitu St. Ambrosius. Dia lahir di Jerman dari suatu keluarga Kristen. Dia mendapatkan pendidikan yang baik dalam bahasa Latin, Yunani dan bidang hukum. Karena kepandaiannya, Kaisar Valentinianus, mengangkat dia sebagai Gubernur.

Ketika uskup kota itu meninggal, terjadilah perselisihan antara umat Kristen dengan penganut aliran Arianisme tentang siapa pengganti beliau. Tak disangka-sangka, Ambrosius-lah yang terpilih, padahal dia belum dibaptis.

Maka, dia dibaptis dan menerima sakramen-sakramen yang diperlukan untuk tahbisan uskup. Melalui ajarannya, dia berhasil melenyapkan ajaran bidaah Arianisme (= ajaran yang menyatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah, sehingga Dia sedikit lebih rendah atau tidak setara dengan Allah). Ambrosius wafat tahun 397.

Dalam Ef 3: 8-12 Paulus menyapa umatnya: Saudara-saudara, kepadaku, orang yang paling hina di antara segala orang kudus, telah dianugerahkan kasih karunia ini, untuk memberitakan kepada orang-orang bukan Yahudi kekayaan Kristus, yang tidak terduga itu.

Aku diutus untuk menyatakan apa isinya tugas penyelenggaraan rahasia yang telah berabad-abad tersembunyi dalam Allah, yang menciptakan segala sesuatu.

Maksudnya adalah supaya sekarang oleh jemaat diberitahukan pelbagai ragam hikmat Allah kepada para pemerintah dan para penguasa di sorga, sesuai dengan maksud abadi, yang telah dilaksanakan-Nya dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

Di dalam Dia kita beroleh keberanian dan jalan masuk kepada Allah dengan penuh kepercayaan oleh iman kita kepada-Nya.

Yohanes dalam injilnya (Yoh 10: 11-16) mewartakan sabda Yesus: “Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu.

Ia lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai beraikan domba-domba itu. Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu.

Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku.

Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.

Hikmah yang dapat kita petik:

Satu, melalui umat-Nya, Allah memilih Ambrosius sebagai uskup, padahal dia belum dibaptis. Maka, kepadanya diterimakan sakramen-sakramen yang dibutuhkan untuk menerima tahbisan uskup.

Kalau Tuhan yang memilih, semuanya akan berjalan sesuai dengan kehendak-Nya. Hendaknya kita yakin dan percaya akan jalan-jalan Tuhan yang istimewa itu.

Dua, Yesus sebagai gembala yang baik, tidak lari ketika serigala atau musuh, perampok atau binatang buas lainnya menyerang. Dia siap untuk melindungi dan menyerahkan nyawa bagi domba-domba-Nya.

Pada masa sekarang pun, kita tetap mendapatkan gembala- gembala yang siap untuk melindungi domba-domba dan berani menghadapi musuh.

Semoga mereka juga dikuatkan dan dilindungi oleh Yesus, Gembala Agung mereka. Amin.

Mgr Nico Adi, MSC

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *