
Hari ini kita memperingati 1 orang kudus yaitu St. Carolus Boromeus. Anak pasangan Giberto dan Margaretha ini sejak kecil sudah diarahkan untuk menjadi pelayan Tuhan bagi kemajuan umat Allah.
Pada umur yang masih sangat muda (22 tahun) dia telah diangkat Paus Pius IV sebagai kardinal. Berkat ketekunannya, dia diangkat sebagai sekretaris Negara dan menjadi orang kuat di Kuria Romana. Dia dikenal sebagai penggagas Konsili Trente dan mendesak semua pihak untuk menjalankan hasil konsili itu.
Setelah konsili, dia minta dibebaskan dari tugas di Kuria, lalu menetap di Keuskupan Milano. Dia membuat pembaharuan di keuskupannya dan menyiapkan imam-imamnya agar terdidik dengan baik. Carolus meninggal tanggal 4 Nov 1584.
Melalui Rom 12: 3-13 Paulus menyapa umatnya: “Saudara-saudara, berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi daripada yang patut kamu pikirkan. Hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.
Sama seperti tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama, demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus. Dan kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain.
Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita. Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita. Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani. Jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati.
Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.
Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik. Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat. Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.
Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa! Bantulah dalam kekurangan semua orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan!
Yohanes dalam injilnya (Yoh 10: 11-16) mewartakan sabda Yesus: “Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, dia pergi.
Dia meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai beraikan domba-domba itu. Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu.
Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku.
Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.
Hikmah yang dapat kita petik:
Satu, Carolus punya peran besar bagi perkembangan Gereja sedunia terlebih di Kuria dan di dalam konsili Trente. Setelah itu, dia minta dibebaskan dari tugas di Kuria agar bisa fokus di keuskupannya.
Menjadi orang besar dan berkarya untuk Gereja sedunia, bukanlah ambisinya, sehingga dia rela kembali ke keuskupan agar bisa lebih fokus untuk melayani umatnya.
Carolus telah memberi teladan kerendahan hati dan tidak berambisi pada jabatan tinggi gerejani. Semua itu adalah anugerah Allah.
Dua, Yesus bersabda: “Ada lagi domba-domba yang bukan dari kandang ini, domba-domba itu harus kutuntun juga”.
Bagi Yesus, semua domba patut dicintai dan diperhatikan agar mereka hidup tenang dan berkecukupan. Tidak ada satu pun yang dilupakan. Hendaknya kita pun berani “memperhatikan domba-domba yang lain (=orang-orang lain) yang datang dan ingin mengalami kebaikan Tuhan di dalam lingkungan, paguyuban, gereja kita. Moga-moga mereka memberikan kesaksian bahwa di “kandang kita ada Gembala Baik yang memberikan nyawa dan sukacita yang besar melalui diri kita”. Amin.
Mgr Nico Adi MSC