Renungan Harian 24 September 2023

MINGGU BIASA XXV

24 September 2023

Bacaan I               : Yes 55: 6-9

Bacaan II              : Flp 1: 20c-24. 27a

Bacaan Injil         : Mat 20: 1-16a

Sabar menanti janji Tuhan

Ada banyak peristiwa dalam hidup yang menguji kesabaran kita. Dan betapa pengalaman-pengalaman pergumulan menjadi peristiwa penantian yang sangat lama: kapan akan berakhir? Sebuah keluarga jatuh tertimpa tangga. Ayah ibu mempunyai tiga anak. Yang sulung lulus SMK. Dalam kurun 6 bulan dua peristiwa yang memilukan menimpa keluarga tersebut. Si bapak yang masih usia produktif, menderita kelumpuhan akibat stroke. Tentu saja dia tulang punggung keluarga walau hanya bekerja sebagai buruh pabrik. Si sulung yang diharapkan bisa segera menopang ekonomi keluarga mengalami kecelakaan dan wafat.  Perasaan yang seperti apa yang dialami ibu itu. Situasinya pastilah tidak mudah. Sekalipun ia harus/mau tidak mau bangkit untuk terus bekerja supaya bisa membiayai hidup keluarga dan pengobatan bagi suami, sangatlah tidak mudah untuk memenuhi kebutuhan. Ada banyak nasihat dari keluarga besar, tetangga, dan teman-teman dekat, namun tetaplah tidak mudah untuk mewujudkan. Bahkan kalaupun itu penghiburan berupa iman dan pengharapan bahwa Allah menyiapkan kelegaan dan waktu yang terindah pada saatnya nanti.

Mungkin pengalaman keluarga tersebut juga menjadi pengalaman hidup kita dalam rupa yang berbeda-beda. Setiap pribadi pasti mempunyai pergumulan dan perkara dalam kehidupan. Pekerjaan yang belum menjanjikan hasil maksimal; karier yang terhambat atas aneka alasan; usaha yang tidak kunjung berkembang; relasi yang terbentur oleh cara pandang yang berbeda, tidak sejalan, ditinggalkan oleh seseorang yang selama ini diandalkan, dan sebagainya. Kadangkala kita merasa tidak kuat menghadapinya, dan ingin segera keluar dari pergumulan dan mencari kedamaian, dan kelegaan. Untuk itu pada kenyataannya tidak sedemikian mudah. Butuh waktu lebih panjang, butuh usaha lebih serius, kesabaran dan ini yang sering dilupakan: butuh doa yang semakin sungguh. “Waktu Tuhan pasti yang terbaik, walau kadang tak mudah dimengerti”. Tuhan mempunyai waktu-Nya sendiri, dan waktu Tuhan bukan waktu kita. Tetapi persis di situ poin-nya, yaitu kita tidak tahu kapan waktu Tuhan.

“Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku” demikianlah firman Tuhan. “Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah jalan-Ku menjulang di atas jalanmu, dan rancangan-Ku di atas rancanganmu” (Yes 55: 8-9). Banyak perkara yang tidak segera kita mengerti. Banyak masalah yang tidak segera kita pahami. Kita diajak untuk merenungkan kebenaran firman itu. Allah sungguh-sungguh sedang merancang kita menjadi pribadi yang indah. Walau kadang melalui kehidupan yang sangat tidak mudah. “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu”. Marilah kita persembahkan kepada Tuhan pergumulan dan perkara hidup kita, sepahit dan segetir apapun itu. Dengan kepercayaan bahwa Allah sedang merenda, menyiapkan kita mengalami damai sejahtera, ketika tiba waktunya.

Romo Agus Suryana Gunadi, Pr

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *