Renungan Harian 23 September 2023

Hari ini kita memperingati satu orang kudus yaitu Padre Pio. Dia lahir di Pietrelcina, Italia Selatan tahun 1887.

Pada usia 16 tahun dia masuk biara Kapusin di Morcone. Karena kesehatannya terganggu, sesudah ditahbiskan imam dia harus tinggal kembali bersama keluarganya.

Setelah sekian tahun bergulat dengan penyakitnya, dia diutus ke biara Rotondo. Tahun 1918 dia mendapat anugerah stigmata yang terus terbuka dan mengucurkan darah selama 50 tahun.

Setiap hari dia hanya tidur 2 jam, sedangkan waktu lainnya dia pergunakan untuk melayani misa dan sakramen pengakuan. Beliau wafat tahun 1968. Stigmata dan luka-lukanya tidak tampak lagi. Kamarnya dipenuhi bau harum. Paus Yohanes Paulus III menyatakan dia sebagai santo tahun 2002.

Dalam Filp 4: 4-9 Paulus menyapa umatnya: “Saudara-saudara, bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat! Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.

Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.

Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.

Yohanes dalam injilnya (Yoh 17: 20-26) mewartakan doa Yesus kepada Bapa-Nya: “Bapa yang kudus, bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.

Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.

Ya Bapa, Aku mau supaya, di manapun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan.

Ya Bapa yang adil, memang dunia tidak mengenal Engkau, tetapi Aku mengenal Engkau, dan mereka ini tahu, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.

Dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka.”

Hikmah yang dapat kita petik:

Satu, Padre Pio mendapat stigmata yang mengucurkan darah selama 50 tahun. Ketika wafat stigmata itu tidak tampak lagi.

Sekian banyak generasi telah dibela. Semoga mereka yang telah dibela, menunjukkan perilaku sebagai orang yang tahu bersyukur dan mau bertindak adil dan jujur.

Juga semoga sekian banyak generasi yang telah ditebus, berani menjadi saksi tentang wafat dan kebangkitan Kristus.

Dua, Yesus menghendaki semua pengikut-Nya berada bersama dengan Dia di surga.

Yesus memberikan teladan dan ajakan agar tiap-tiap orang tidak hanya memikirkan keselamatannya sendiri. Surga bukan tempat/keadaan bahagia untuk orang-orang yang memikirkan diri sendiri (= egois). Amin.

Mgr Nico Adi MSC

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *