Renungan Harian 3 Agustus 2023

Dalam Kel 40: 16-21.34-38 dikisahkan: “Pada waktu itu, Musa melakukan semuanya itu tepat seperti yang diperintahkan TUHAN kepadanya. Dan terjadilah dalam bulan yang pertama tahun yang kedua, pada tanggal satu bulan itu, didirikanlah Kemah Suci.

Musa mendirikan Kemah Suci itu, dipasangnya alas-alasnya, ditaruhnya papan-papannya, dipasangnya kayu-kayu lintangnya dan didirikannya tiang-tiangnya.

Dikembangkannyalah atap kemah yang menudungi Kemah Suci dan diletakkannyalah tudung kemah di atasnya — seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa. Diambilnyalah loh hukum Allah dan ditaruhnya ke dalam tabut.

Dikenakannyalah kayu pengusung pada tabut itu dan diletakkannya tutup pendamaian di atas tabut itu. Dibawanyalah tabut itu ke dalam Kemah Suci, digantungkannyalah tabir penudung dan dipasangnya sebagai penudung di depan tabut hukum Allah — seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa.

Apabila awan itu naik dari atas Kemah Suci, berangkatlah orang Israel dari setiap tempat mereka berkemah. Dan jika awan itu tidak naik, mereka pun tidak berangkat sampai hari awan itu naik.

Awan TUHAN itu ada di atas Kemah Suci pada siang hari, dan pada malam hari ada api di dalamnya, di depan mata seluruh umat Israel pada setiap tempat mereka berkemah.

Dalam Matius 13: 37-43 diwartakan sabda Yesus: “Kerajaan Sorga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan berbagai-bagai jenis ikan. Setelah penuh, pukat itu pun diseret orang ke pantai, lalu duduklah mereka dan mengumpulkan ikan yang baik ke dalam pasu dan ikan yang tidak baik mereka buang.

Demikianlah juga pada akhir zaman: para malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar, lalu mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.

Mengertikah kamu semuanya itu?” Mereka menjawab: “Ya, kami mengerti.” Maka berkatalah Yesus: “Setiap ahli Taurat yang menerima pelajaran dari hal Kerajaan Sorga itu seumpama tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendaharaannya.” Setelah menceriterakan perumpamaan-perumpamaan itu, Yesus pun pergi dari situ.

Hikmah yang dapat kita petik:

Satu, Musa mendirikan Kenisah atas perintah Allah. Di dalamnya diletakkan tabut perjanjian dan benda-benda kudus, sebagai simbol bahwa Allah berkenan tinggal di sana.

Hendaknya kita menaruh hormat terhadap kenisah/tempat-tempat ibadah, sebagai tanda kita hormat kepada Allah.

Dua, ditegaskan bahwa ikan-ikan yang tidak baik (= orang-orang yang jahat) akan dibuang/ditolak untuk masuk ke dalam kerajaan surga. Sadar akan kedosaan ketika sudah meninggal, tidak ada gunanya.

Maka, saat ini masih ada waktu untuk membarui diri dan berbalik kepada Allah sehingga pantas mendapat karunia untuk hidup di dalam kerajaan surga. Amin.

Mgr Nico Adi MSC

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *