
Dalam Ibr 13: 15-17.20-22 diserukan: “Saudara-saudara, marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya. Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah.
Taatilah para pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu.
Maka Allah damai sejahtera, yang oleh darah perjanjian yang kekal telah membawa kembali dari antara orang mati Gembala Agung segala domba, yaitu Yesus, Tuhan kita, kiranya memperlengkapi kamu dengan segala yang baik untuk melakukan kehendak-Nya, dan mengerjakan di dalam kita apa yang berkenan kepada-Nya, oleh Yesus Kristus. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin.
Markus dalam injilnya (Mrk 6: 30-34) mewartakan: “Pada waktu itu para rasul kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan. Lalu Yesus berkata kepada mereka: “Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!”
Memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makan pun mereka tidak sempat. Maka berangkatlah mereka untuk mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi.
Kemudian, pada waktu mereka bertolak banyak orang melihat mereka dan mengetahui tujuan mereka. Dengan mengambil jalan darat segeralah datang orang dari semua kota ke tempat itu sehingga mendahului mereka.
Ketika mendarat, Yesus melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.
Hikmah yang dapat kita petik:
Satu, diserukan oleh penulis surat Ibrani: “Marilah kita, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya. Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah”.
Tindakan-tindakan ini amatlah sederhana, mudah dan sering dilakukan: bersyukur kepada Allah, berbuat baik kepada sesama atau pun membantu mereka. Yang sulit adalah kerelaan untuk memberi terus-menerus dengan tulus dan setia, sambil membina mereka agar menjadi orang yang mandiri, setia pada keluarga, dan terlibat dalam pembangunan masyarakat.
Melalui kegiatan atau tindakan itu, semoga banyak orang hidup dalam damai Tuhan.
Dua, orang banyak tahu ke mana Tuhan Yesus pergi, lalu mereka menyusul Dia dan para murid-Nya.
Betapa nyata kerinduan hati manusia untuk bersatu dan bersaudara dengan sesama, terlebih “untuk bertemu Yesus dan mengalami kasih setia-Nya” melalui penyembuhan dan mukjizat yang telah diadakannya. Amin.
Mgr Nico Adi MSC