Hari ini adalah Hari Pesta St. Stefanus (martir pertama). Dia belajar kitab suci dari seorang guru besar yang bernama Gamaliel. Dia mengalami pertobatan ketika mendengar khotbah Petrus pada hari Pentakosta.
Kisah para Rasul bab 6 dan 7, mengisahkan keunggulan Stefanus dalam menghadapi masalah dengan para rabi Yahudi, penahbisannya sebagai diakon di Gereja Yerusalem dan kemartirannya.
Dalam Kis 6:8-10;7:54-59 diceritakan: “Pada waktu itu, Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak. Lalu, tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut jemaat orang Libertini – para anggota jemaat itu adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria – bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia.
Orang-orang itu bersoal jawab dengan Stefanus, tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia berbicara. Ketika mereka mendengar semuanya itu, sangat tertusuk hati mereka. Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi.
Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Lalu ia berkata kata: “Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah.”
Maka berteriak-teriaklah mereka dan sambil menutup telinga serentak menyerbu dia. Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya. Dan para saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus. Ketika mereka melemparinya Stefanus berdoa: “Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku.”
Matius dalam injilnya (Mat 10:17-22) mewartakan: “Waspadalah terhadap semua orang; karena ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya.
Karena Aku, kamu akan digiring ke muka para penguasa dan para raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah.
Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. Bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu.
Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh, demikian juga seorang ayah akan anaknya. Dan anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka. Dan kamu akan dibenci semua orang karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.
Hikmah yang dapat kita petik:
Satu, Stefanus seorang diakon, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan banyak mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak.
Dia bisa melakukan semuanya itu, karena kuasa Allah bekerja di dalam diri orang yang telah dipilih dan diberkati Allah. Maka, hendaknya kita yang telah dipilih Allah untuk menjadi pelayan, utusan-Nya, mewujudkan atau merealisasikan karunia-karunia yang telah diberikan Allah bagi umat-Nya demi keselamatan mereka. Janganlah karunia-karunia itu didiamkan atau dibekukan karena tidak PD atau perasaan-perasaan lainnya.
Dua, Yesus bersabda: “Bila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga.
Bila perutusan itu berasal dari Allah dan demi keselamatan sesamanya, Allah akan menjamin kelancaran dan keberhasilannya. Bila tidak demikian, kegiatan itu akan berhenti.
Semoga kita tetap setia kepada-Nya dan berjalan sesuai dengan rencana-Nya. Semua itu dapat kita minta melalui doa dan duduk diam di hadapan-Nya. Amin.
Mgr Nico Adi MSC