Hari ini kita memperingati 1 orang kudus, St Martinus. Ia lahir di Hungaria Barat tahun 335. Pada usia 10 tahun, dia mengikuti pelajaran agama Kristen dengan diam-diam. Ia anak seorang perwira tinggi Romawi yang masih kafir dan mengharapkan dia juga menjadi perwira. Maka ayahnya memasukkan dia ke dinas kemiliteran pada usia 15 tahun.
Dalam perjalanan dinas ke kota Amiens, dia bertemu dengan seorang pengemis yang kedinginan di pintu gerbang kota. Segera dia membelah mantolnya, dan separuhnya dia berikan kepada pengemis itu.
Malam harinya dia mendapat penglihatan: Yesus memakai mantolnya diiringi para malaikat-Nya. Dia kemudian mengundurkan diri dari dinas kemiliteran dan mengikuti Yesus. Bersama Hilarius dia mendirikan biara, dan menjadi pembimbing para rahib.
Dia ditahbiskan sebagai uskup pada usia 55 tahun dan wafat tahun 397.
Dalam Yes 61: 1-3a dikisahkan: “Roh Tuhan ALLAH ada padaku, karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara.
Aku diutus pula untuk memberitakan tahun rahmat TUHAN dan hari pembalasan Allah kita, untuk menghibur semua orang berkabung, untuk mengaruniakan kepada mereka perhiasan kepala ganti abu, minyak untuk pesta ganti kain kabung, nyanyian puji-pujian ganti semangat yang pudar.
Matius dalam injilnya (Mat 25: 31-40) mewartakan sabda Yesus: “Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya.
Ia akan memisahkan mereka seorang dari yang lain, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya.
Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.
Maka orang-orang benar itu akan bertanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau?
Dan Raja itu akan menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.
Hikmah yang dapat kita petik:
Satu, Martinus membelah mantolnya dan memberikan separuhnya kepada pengemis yang kedinginan. Meski dia butuh, tetapi berani mengorbankan separuhnya demi kehidupan sesamanya yang miskin dan lebih menderita.
Ternyata mantol yang diberikan kepada pengemis itu, diberikan kepada Yesus. Artinya Yesus benar-benar hadir dalam diri orang miskin dan menderita. Maka, hendaknya kita memperlakukan mereka yang miskin, yang menderita dan terlantar dengan baik-baik dan bermartabat.
Dua, Martinus telah mewujudkan sabda Yesus: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku”.
Sekarang giliran kita untuk melakukannya. Amin.
Mgr Nico Adi MSC