Hari ini adalah hari pesta pemberkatan Basilika Lateran. Gereja ini dibangun oleh Kaisar Konstantin Agung atas dorongan ibunya: St. Helena tahun 324. Berabad-abad lamanya, ketika terjadi penganiayaan dan pengejaran terhadap para pengijut Kristus, mereka bsribadah secara sembunyi-sembunyi di katakombe-katakombe.
Pada masa Kaisar Konstantin, agama Katolik ditetapkan sebagai agama negara sehingga umat Katolik dapat beribadat secara terbuka. Dalam perkembangannya, Basilika Lateran ditetapkan sebagai Gereja Katedral dari Uskup Roma. Kemudian gereja ini dipandang sebagai induk dari semua gereja di dunia. Melalui pesta ini, kita mau mengungkapkan kasih dan kesatuan kita dengan Uskup Roma yang mempersatukan Gereja dalam cinta kasih.
Dalam Yeh 47: 1-2.8-9.12 dikisahkan: “Ketika itu, malaikat membawa aku kembali ke pintu Bait Suci, dan sungguh, ada air keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci itu dan mengalir menuju ke timur; sebab Bait Suci juga menghadap ke timur.
Air itu mengalir dari bawah bagian samping kanan dari Bait Suci itu, sebelah selatan mezbah. Lalu diiringnya aku ke luar melalui pintu gerbang utara dan dibawanya aku berkeliling dari luar menuju pintu gerbang luar yang menghadap ke timur. Sungguh, air itu membual dari sebelah selatan.
Ia berkata kepadaku: “Sungai ini mengalir menuju wilayah timur, dan menurun ke Araba-Yordan, dan bermuara di Laut Asin, air yang mengandung banyak garam dan air itu menjadi tawar, sehingga ke mana saja sungai itu mengalir, segala makhluk hidup yang berkeriapan di sana akan hidup.
Ikan-ikan akan menjadi sangat banyak, sebab ke mana saja air itu sampai, air laut di situ menjadi tawar dan ke mana saja sungai itu mengalir, semuanya di sana hidup. Pada kedua tepi sungai itu tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan, yang daunnya tidak layu dan buahnya tidak habis-habis. Tiap bulan ada lagi buahnya yang baru, sebab pohon-pohon itu mendapat air dari tempat kudus itu. Buahnya menjadi makanan dan daunnya menjadi obat.”
Yohanes dalam injilnya (Yoh 2: 13-22) mewartakan: “Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem. Di Bait Suci didapati-Nya para pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan para penukar uang duduk di situ.
Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka. Uang para penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya.
Kepada para pedagang merpati Ia berkata: “Ambil semuanya ini dari sini. Jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan.” Maka teringatlah para murid-Nya, bahwa ada tertulis: “Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku.”
Orang-orang Yahudi menantang Yesus: “Tanda apakah yang dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?” Jawab Yesus: “Rombaklah Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.” Lalu kata orang Yahudi: “Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?” Tetapi yang dimaksudkan Yesus dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri.
Kemudian, sesudah Yesus bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh para murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan mereka pun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus.
Hikmah yang dapat kita petik:
Satu, setelah masa penganiayaan dan penderitaan yang berat selama berabad-abad dialami para penganut Kristus, datanglah/muncullah masa sukacita bahwa mereka dapat beribadah dengan damai.
Dalam Kristus dan karena Dia, umat bisa saja dibunuh, bangunan gereja dimusnahkan, tetapi iman kepada Kristus tetap hidup dan para pengikutnya ternyata tetap ada.
Hendaknya kita tetap percaya bahwa Kristus, sabda-Nya dan rencana-Nya, tidak mungkin dimusnahkan manusia.
Dua, marilah kita mohon supaya di mana ada Bait Allah, di sana ada rahmat, penyembuhan dan kehidupan. Di mana ada Allah, di sana ada sukacita dan pengampunan. Amin.
Mgr Nico Adi MSC