Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan Kevikepan Yogyakarta Barat (HAK KYBAR) mengadakan kegiatan Srawung Orang Muda Lintas Iman di Desa Wisata Brayut, Pandowoharjo, Sleman, Yogyakarta, 29-30 Oktober 2022. Ada tiga hal penting yang akan didalami dalam acara bertema, “Berani Bergaul dan Berani Berperan” itu yaitu Sarasehan Literasi Digital, Kepedulian Terhadap Lingkungan Alam Ciptaan, dan Bedah Budaya.
Ketua Panitia Srawung Lintas Iman 2022 Romo Kristoforus Rhesa Alem Pramudito, Pr berharap, peserta semakin berani bergaul dan berperan di dunia digital, peduli pada lingkungan hidup, dan tetap mencintai kekayaan budaya Indonesia. Acara ini diharapkan juga bisa membantu orang muda untuk semakin bisa berjejaring. “Jejaring yang semakin luas bermanfaat untuk memperluas peran keterlibatan orang muda di tengah masyarakat, sehingga kehadiran orang muda memiliki dampak yang semakin luas. Tidak hanya di dalam kelompok agama dan kepercayaan mereka sendiri, tetapi juga antar kelompok agama dan kepercayaan lain yang ada di sekitar mereka,” ungkapnya.
Dalam sambutan yang disampaikan oleh Aji Wulantara, Bupati Kabupetan Sleman Kustini Sri Purnomo mengungkapkan, penyelenggaraan Srawung Orang Muda Lintas Iman 2022 diharapkan dapat menunjukkan bahwa kaum muda itu kreatif dan inovatif. “Dengan pengalaman srawung ini, kiranya dapat memperlihatkan peran orang muda di tengah masyarakat dari luasnya relasi-relasi atau pergaulan mereka,” ungkapnya.
Acara ini dihadiri 80 peserta yang berasal dari 47 komunitas lintas iman di Yogyakarta. Kegiatan ini dibuka dengan memukul kentongan secara bersama-sama oleh Perwakilan dari Kementerian Agama Kabupaten Sleman Maria Rosaria Aditya, Perwakilan Pemda Kabupaten Sleman H.Y. Aji Wulantara, Vikep Kevikepan Yogyakarta Barat, Ketua Umum HAK Keuskupan Agung Semarang Romo Eduardus Didik Chahyono SJ, dan Kepala Unit Pengembangan Pastoral Kaum Muda Keuskupan Agung Semarang. Pihak-pihak lain yang juga mendukung berjalannya acara ini adalah C. Lilik Krismantoro Putro dari Relawan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Yogyakarta yang akan membantu peserta untuk mengenali dan melawan hoaks.
Peserta juga akan dibantu oleh A.G. Irawan selaku Ketua Forum Komunitas Sungai Sleman (FKSS) yang mengajak peserta untuk peduli terhadap lingkungan khususnya sungai yang seringkali terabaikan. Kemudian, peserta juga akan disemangati untuk semakin mencintai dan bangga terhadap nilai-nilai budaya Indonesia melalui workshop yang akan dipandu oleh Ketua Pengelola Desa Wisata Brayut, Aloysius Sudarmadi,
Selama dua hari satu malam peserta akan menginap di Joglo yang telah berusia 200 tahun. Joglo tersebut dulunya merupakan Kantor Kelurahan Brayut yang dibangun sekitar tahun 1940-1943. Saat ganti waris, bangunan ini menjadi tempat tinggal. Bangunan ini memiliki lantai yang tinggi. Bahan pintu, jendela, tiang, usuk menggunakan kayu jati murni. Atapnya juga berbahan kayu jati yang dipadukan dengan potongan bambu yang rapi. Ada lima bagian ruang dalam bangunan ini. Mulai dari emperan atau teras depan, ruang utama, pinggitan atau teras tengah, ruang keluarga dan bagian belakang atau sentong. Pada ruang sentong terdiri dari tiga ruang. Sentong kiwa (kiri), sentong tengah dan sentong tengen (kanan). Pada tahun 2015 bangunan tersebut dikukuhkan sebagai rumah cagar budaya dan sudah mendapatkan surat keterangan (SK) Gubernur DIY.