Renungan Harian 28 Oktober 2022

Secara Nasional, hari ini kita memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-94. Semoga semangat para pemuda pemersatu bangsa tersebut, tetap hidup dalam diri kita masing-masing sehingga bangga bertanah air satu, tanah air Indonesia. Berbahasa satu, bahasa Indonesia. Berbangsa satu, bangsa Indonesia.

Secara liturgis, hari ini adalah hari pesta 2 orang kudus: St. Simon dan St. Yudas Rasul. Keduanya dirayakan pada hari yang sama, mungkin karena nama mereka disebut berurutan pada injil Sinoptik.

Simon disebut orang Zelot (= rajin) karena semangatnya dalam mempelajari dan menaati hukum Taurat. Ia juga taat/fanatik pada aliran zelot yang berjuang untuk melawan penjajah Romawi tahun 67-70. Ia mewartakan Injil ke Mesir lalu bergabung dengan Yudas di Mesopotamia, kemudian ke Iran dan menjadi martir di sana.

Yudas yang juga disebut Tadeus (= si pemberani) diakui sebagai penulis surat Yudas. Namanya muncul dalam injil Yohanes pada saat perjamuan malam terakhir. Ia mewartakan injil di Mesopotamia, dan bersama Simon pergi ke Iran. Di sana mereka mati sebagai martir.

Paulus dalam Ef 2: 19-22 menyapa umatnya: “Saudara-saudari, kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.

Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.

Lukas dalam injilnya (Luk 6: 12-19) mewartakan: “Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. Ketika hari siang, Ia memanggil para murid-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang, yang disebut-Nya rasul: Simon yang juga diberi-Nya nama Petrus, dan Andreas saudara Simon, Yakobus dan Yohanes, Filipus dan Bartolomeus, Matius dan Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot, Yudas anak Yakobus, dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat.

Lalu Ia turun dengan mereka dan berhenti pada suatu tempat yang datar: di situ berkumpul sejumlah besar dari murid-murid-Nya dan banyak orang lain yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem dan dari daerah pantai Tirus dan Sidon.

Mereka datang untuk mendengarkan Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka; juga mereka yang dirasuk oleh roh-roh jahat beroleh kesembuhan. Dan semua orang banyak itu berusaha menjamah Dia, karena ada kuasa yang keluar dari diri-Nya dan semua orang itu disembuhkan-Nya.

Hikmah yang dapat kita petik:

Satu, Sumpah Pemuda yang disuarakan tanggal 28 Oktober 1928 ternyata membuahkan hasil yang luar biasa, dengan terlaksananya kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945. Semangat itu telah membangkitkan perjuangan dan kerelaan berkorban dari para pemuda selama 17 tahun untuk merebut kemerdekaan.

Semoga kita tidak mudah putus asa dan menyerah ketika perjuangan dan pengorbanan kita belum mendapatkan sukses yang maksimal.

Dua, Simon (Si Zelot = rajin) dan Yudas ( Tadeus = si pemberani) meninggalkan keyakinan dan kefanatikan mereka, lalu mengikuti Yesus. Mengapa demikian? Inilah alasannya.

Di dalam diri Yesus, mereka alami kehadiran Pribadi yang membela kehidupan tanpa kekerasan. Dia datang sebagai Pribadi yang berkuasa dan mampu membebaskan orang-orang dari pelbagai penyakit dan kelemahan.
Siapakah Yesus itu? Dia adalah seorang pendoa, artinya di dalam Dia, Allah hadir dan bekerja. Mereka percaya kepada/mengimani Dia. Maka mereka mengalami kesembuhan. Semoga kita mau mendengarkan Dia, dan percaya bahwa di dalam Dia Allah hadir dan bekerja untuk kita pada masa sekarang ini. Amin.

Mgr Nico Adi MSC

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *