Tuhan Tidak Meninggalkan Kita Yang Rapuh dan Penuh Keterbatasan

Minggu, 23 Oktober 2022, dalam kalender liturgi Gereja Katolik, ditetapkan sebagai Minggu Misi Sedunia. Ada yang istimewa di perayaan ekaristi di Gereja Santa Theresia Bongsari, Semarang dalam merefleksikan panggilannya sebagai misionaris. Pengurus Gereja Santa Theresia bekerja sama dengan pengurus Kevikepan Kategorial Keuskupan Agung Semarang (KAS) menyelenggarakan Perayaan Ekaristi untuk Umat Berkebutuhan Khusus (difabel).

Pengurus Kevikepan Kategorial KAS, Theresia Anna mengungkapkan, peristiwa itu pertama kali dengan melibatkan banyak pihak. ”Perayaan ekaristi ini baru pertama kali diadakan di Gereja ini dengan melibatkan banyak kalangan. Sebelum pandemi Covid-19, Romo Didik SJ telah rutin mengadakan ekaristi untuk teman-teman tuna rungu yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Katolik Tuna Rungu (IKATUR). Kami berharap ekaristi ini dapat terus diselenggarakan sebagai upaya untuk menyapa dan meneguhkan iman umat yang berkebutuhan khusus secara lebih luas,” ungkapnya.

Romo Eduardus Didik Chahyono SJ menyampaikan homili yang diterjemahkan oleh juru bahasa isyarat

Pastor Paroki Santa Theresia Bongsari Semarang, Romo Eduardus Didik Chahyono SJ, terharu sekaligus terkesan atas kehadiran para peserta misa mengingat mereka ada yang datang dari Salatiga, Ungaran, Banyumanik dan sejumlah tempat yang relatif cukup jauh dari Gereja Bongsari Semarang tempat acara dilakukan.

“Kami diteguhkan dan belajar banyak bagaimana menghidupi iman Katolik dari rekan-rekan semua. Keterbatasan yang ada tidak menghambat untuk terus bersyukur, meyakini dan berpengharapan pada Tuhan Yesus yang penuh kasih. Bersama rekan-rekan, kita diajak untuk berani meyakini bahwa Tuhan tidak meninggalkan kita yang rapuh dan penuh keterbatasan. Rekan-rekan semua merupakan saksi-saksi cinta Tuhan yang nyata. Inilah misi kita di dunia agar semua ciptaan Tuhan mengalami dan hidup dalam cinta kasih. Kita semua dipanggil untuk menjadi misionaris cinta kasih. Dengan demikian Kerajaan Allah terwujud dalam kehidupan saat ini yang ditandai hidup dalam cinta, kerukunan, saling peduli dan membantu,” ujar Romo Didik SJ dalam renungannya.

Beberapa petugas liturgi dalam perayaan ekaristi itu adalah rekan-rekan berkebutuhan khusus. Pembacaan kitab suci dilakukan oleh 2 orang tuna rungu. Paduan suara dinyanyikan oleh rekan-rekan dari Sahabat Difabel Rumah D.

Anak-anak berkebutuhan khusus mendapat berkat melalui Romo Eduardus Didik Chahyono, SJ
Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *