
Jalan Kekudusan adalah Berbagi
MINGGU BIASA XXIII
4 September 2022
Bacaan I : Keb 9: 13-18
Bacaan II : Flm 1: 9b-10. 12-17
Bacaan Injil : Luk 14: 25-33
Mengeliminasi roh jahat dalam diri
Pembedaan roh, apa itu? Hidup itu terus berjalan. Dan dalam setiap langkah kita harus mengambil pilihan dan keputusan. Ada tamu menunggu, saya memilih mandi dulu lalu menemuinya atau menemuinya dahulu baru mandi dan melanjutkan aktifitas lain. Setelah makan siang, mengantuk. Sementara ada tugas yang harus segera diselesaikan sore itu. Sebaiknya saya tidur siang dahulu supaya sore segar menyelesaikan tugas, atau langsung menyelesaikan tugas, baru setelahnya tidur sepuasnya. Pagi yang cerah dan udara sejuk. Rasanya tergoda untuk olah raga jalan kaki menyusuri pematang sawah. Namun jam 9 harus memimpin rapat dan perlu persiapan. Memilih tetap olah raga lalu persiapan rapat seadanya, atau mengambil waktu yang cukup untuk persiapan rapat sehingga rapat akan lancar dan berkualitas. Masing-masing pilihan ada konsekuensinya. Plus minus. Di situlah seseorang diuji kepekaannya dalam membedakan roh.
Namanya pembedaan, berarti ada beberapa unsur yang seringkali tidak mudah diurai dan dikenal identitasnya. Pembedaan roh berarti ada roh baik dan ada roh jahat. Roh baik akan menuntun kita pada arah langkah kebaikan dan membuahkan berkat; sementara roh jahat menuntun kita pada sesuatu yang bernilai negatif walau seolah-olah itu baik. Entah roh jahat maupun roh baik dikenal dari hasil pilihan itu. Ketika saya tahu bahwa hasil studi kelompok kemarin membuahkan prestasi yang gemilang pada para peserta, saya yakin bahwa keputusan untuk tidak belajar sendiri, melainkan belajar bersama teman adalah pilihan yang baik, dituntun oleh roh baik.
Dalam tradisi iman Katolik, discerment atau pembedaan roh itu sudah berjalan ratusan tahun. Di dalamnya ada retret, rekoleksi, refleksi, penelitian batin, yang dilakukan di hampir setiap acara keagamaan, baik komunal maupun pribadi. Iman kepada Allah melalui Yesus mengantarkan kita pada pengalaman penyertaan Allah dalam Roh-Nya. Maka seorang Pengikut Jalan Tuhan selalu melibatkan Tuhan dalam discerment. Dari diri sendiri, sering kita keliru dalam pilihan roh, sehingga menjerumuskan kita pada dosa. “Siapa gerangan dapat mengenal kehendak-Mu, kalau Engkau sendiri tidak menganugerahkan kebijaksanaan, dan jika Roh Kudus-Mu dari atas tidak Kauutus?” (Keb 9: 17). Terutama pada pertimbangan untuk mengambil keputusan besar dalam hidup, undanglah Roh Kudus untuk ikut memberi saran dan jalan.
Romo Agus Suryana Gunadi, Pr