Hari ini secara nasional kita memperingati Hari Lahirnya Pancasila. Pancasila ditetapkan sebagai rumusan tetap dan resmi, tanggal 1 Juni 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), kemudian ditetapkan sebagai Dasar Negara Republik tanggal 17 Agustus 1945.
Secara liturgis, hari ini kita msmperingati 1 orang kudus: St. Yustinus-Martir. Mula-mula ia bingung dan bimbang tentang siapakah Yesus itu. Dalam kebimbangan itu, dia dinasihati untuk rajin berdoa agar mendapat terang surgawi sehingga dapat memahami misteri itu.
Ia juga belajar filsafat dan kitab suci, sehingga kemudian memahami dan mengimani ajaran yang benar. Dia selanjutnya menjadi pengajar dan pembela iman. Karena pembelaan itu, dia ditangkap dan diadili di Roma. Dia dipenggal kepalanya pada tahun 165.
Dalam 1Kor 1: 18-25, Paulus menyapa umatnya: “Saudara-saudara, pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah. Ada tertulis: “Aku akan membinasakan hikmat orang-orang berhikmat dan kearifan orang-orang bijak akan Kulenyapkan.”
Di manakah orang yang berhikmat? Di manakah ahli Taurat? Di manakah pembantah dari dunia ini? Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan?
Dalam hikmat Allah, karena dunia tidak mengenal Allah oleh hikmatnya, Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil.
Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat, tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan. Untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan, tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.
Yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya daripada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat daripada manusia.
Matius dalam injilnya (Mat 5: 13-19) mewartakan dalam kotbah di bukit, Yesus bersabda: “Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.
Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, tetapi di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.
Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”
“Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.
Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.