
HARI MINGGU BIASA IV
30 Januari 2022
Bacaan I : Yer 1:4-5.17-19
Bacaan II : 1Kor 12:31-13:13
Bacaan Injil : Luk 4: 21-30
Bekal kita cukup untuk menjadi nabi bagi bangsa-bangsa
Sementara saya mengetik renungan ini, di televisi dan di media sosial sedang viral Ballon d’Or. Itu adalah penghargaan tertinggi untuk pemain sepak-bola. Itu seperti hadiah Nobel perdamaian di dunia olah raga khususnya sepak bola. Dan siapa penerima tahun 2021 ini? Dialah Lionel Messi, idola saya 20 tahun terakhir. Messi, yang disebut si kutu karena berbadan kecil dalam sejarahnya pernah hampir frustrasi. Sebab di masa remajanya dia mengalami sindrom kekurangan hormon pertumbuhan. Namun dia tidak menyerah begitu saja. Dengan kedisiplinan kelas super, dia menekuni treatment dan terus mengembangkan bakat bola. Singkat kata, hari ini dunia mengakui dia sebagai pemain terhebat sejagat dan sepanjang masa. Tujuh Ballon d’Or dalam tiga dekade adalah keajaiban yang hampir tidak mungkin ada yang akan menyamai. Impossible is nothing! Tuhan memberi bekal yang cukup pada siapapun untuk mengambil yang terbaik dalam dirinya untuk dioptimalkan. Jika mau, saya mampu! Demikian kata-kata motivasional.
Pengalaman Nabi Yeremia dikehendaki Allah untuk menjadi utusan-Nya terungkap dalam tulisan ini: “Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau. Dan sebelum engkau dilahirkan, Aku telah menguduskan engkau; Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.” Ini adalah kata-kata dahsyat yang berlaku untuk setiap pribadi ciptaan Allah. Tidak ada yang kehadirannya tidak dikehendaki oleh Allah. Semua makhluk diciptakan dengan bekal yang cukup untuk menjadi yang terbaik dalam memuliakan Allah dan menyumbangkan diri untuk kebaikan semesta. Luar biasa.
“Sebelum engkau dilahirkan, Aku telah menguduskan engkau.” Seolah-olah itu kata buaian yang tak berarti apapun. Sesungguhnya benarlah adanya bahwa kita itu manusia yang telah dikuduskan. Kita kudus dan suci bukan karena usaha kita untuk sempurna di depan Tuhan. Kita dikuduskan oleh Allah berkat penebusan Kristus Allah Putera. Perutusan untuk menjadi nabi (saksi dan pewarta) bagi bangsa-bangsa sungguh juga berlaku untuk setiap pribadi. Jangan pernah ingkar dari bukti kepercayaan Tuhan pada kita. Dan kita mampu dengan cara kita masing-masing untuk menjadi saksi iman bagi sesama, sebab bukan kekuatan kita sendiri, melainkan kuasa Tuhan yang melakukan. Mari kita laksanakan dengan sukacita.
Agus Suryana Gunadi, Pr