Hari ini kita memperingati satu orang kudus: Santa Theresia dari Avila. Theresia Sanchez lahir di Avila Spanyol pada tahun 1515. Dia dikenal sebagai pembaharu corak hidup membiara di kalangan Ordo Suster-suster Karmelit.
Ketika berumur 21 tahun, dia masuk biara dengan nama Theresia dari Yesus. Bersama dengan Yohanes dari Salib, dia mendirikan 20 biara, yang memungkinkan cita-cita karmel dihayati. Beliau meninggal tahun 1582, dan dinyatakan kudus tahun 1622 oleh Paus Gregorius XIV, dan diangkat sebagai pelindung negara Spanyol. Beliau digelari Pujangga Gereja pada tahun 1970 oleh Paus Paulus VI, berkat tulisan-tulisan rohaninya.
Paulus dalam suratnya (Rom 8: 22-27) menegaskan: “Saudara-saudara, kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan merasa sakit bersalin. Bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita.
Kita diselamatkan dalam pengharapan, tetapi pengharapan yang dilihat, bukan pengharapan lagi, sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya? Jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun.
Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.
Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa sesuai dengan kehendak Allah, Dia berdoa untuk orang-orang kudus.
Yohanes dalam injilnya ( Yoh 15: 1-8) mewartakan Yesus bersabda kepada orang banyak: “Akulah pokok anggur yang benar dan BapaKulah pengusahanya. Setiap ranting padaKu yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.
Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.
Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.
Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firmanKu tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah BapaKu dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-muridKu.”
Hikmah yang dapat kita petik:
Satu, ketika berumur 21 tahun, Theresia masuk biara, dan bersama Yohanes dari Salib, mendirikan 20 biara. Betapa banyak talenta yang diberikan Tuhan kepadanya, dan talenta itu dia pergunakan untuk meneruskan kasih Allah kepada sesamanya. Melalui pembaharuan di kalangan ordonya, dan tulisan-tulisan rohaninya, dia memberikan pencerahan, dan mengantar sesama manusia kepada Allah.
Hendaknya kita menggunakan talenta, ketrampilan dan pengalaman iman yang kita miliki untuk mencerahkan, melegakan hati yang berbeban berat, menyemangati dan menghantar mereka kepada Allah. Roh Kudus akan membantu dan mendoakan kita, agar kita makin berkenan kepada-Nya.
Dua, Yesus bersabda: “Setiap ranting padaKu yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah”.
Meski ranting-ranting itu adalah bagian dari pokok anggur, tetapi bila tidak berbuah, mereka akan dipotong, dibuang dan dibakar. Mereka itu tidak akan dibiarkan untuk terus-menerus menempel dan sia-sia.
Tuan kebun anggur itu menghendaki buah yang berkualitas dan dalam jumlah banyak. Maka, ranting-ranting yang sudah berbuah dibersihkannya supaya lebih banyak berbuah.
Hendaknya kita yang sudah menghasilkan buah (= sudah kerja keras, berpenghasilan cukup atau besar, banyak relasi dan sahabat, berprestasi dan punya kedudukan) tetap siap-siap untuk “dipangkas dan dibersihkan” (dikritik atau dikritisi, diremehkan bahkan dicela). Ketenangan dan kedamaian batin yang terjadi pada saat menghadapi semuanya itu merupakan tanda bahwa dia adalah orang-orang yang berkualitas. Amin.
Mgr Nico Adi MSC