Paulus dalam Rom 3: 21- 30 menegaskan: “Saudara-saudara, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi, yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan.
Semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya.
Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya. Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus.
Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman! Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.
Adakah Allah hanya Allah orang Yahudi saja? Bukankah Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain? Ya, benar. Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain! Artinya, kalau ada satu Allah, yang akan membenarkan baik orang-orang bersunat karena iman, maupun orang-orang tak bersunat juga karena iman.
Lukas dalam injilnya (Luk 11: 47 – 54) bersabda kepada orang-orang Farisi: “Celakalah kamu, sebab kamu membangun makam nabi-nabi, tetapi nenek moyangmu telah membunuh mereka. Dengan demikian kamu mengaku, bahwa kamu membenarkan perbuatan-perbuatan nenek moyangmu, sebab mereka telah membunuh nabi-nabi itu dan kamu membangun makamnya.
Hikmat Allah berkata: Aku akan mengutus kepada mereka nabi-nabi dan rasul-rasul dan separuh dari antara nabi-nabi dan rasul-rasul itu akan mereka bunuh dan mereka aniaya, supaya dari angkatan ini dituntut darah semua nabi yang telah tertumpah sejak dunia dijadikan, mulai dari darah Habel sampai kepada darah Zakharia yang telah dibunuh di antara mezbah dan Rumah Allah.
Aku berkata kepadamu: Semuanya itu akan dituntut dari angkatan ini. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu telah mengambil kunci pengetahuan; kamu sendiri tidak masuk ke dalam dan orang yang berusaha untuk masuk ke dalam kamu halang-halangi.”
Setelah Yesus berangkat dari tempat itu, ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi terus-menerus mengintai dan membanjiri-Nya dengan rupa-rupa soal. Untuk itu mereka berusaha memancing-Nya, supaya mereka dapat menangkap-Nya berdasarkan sesuatu yang diucapkan-Nya.
Hikmah yang dapat kita petik:
Satu, Paulus menegaskan: “Semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus”.
Ketika di rumah sudah tidak ada apa-apa lagi untuk dimakan, anak-anak menangis kelaparan padahal utang sudah menumpuk, yang menyelimuti kita adalah perasaan cemas dan sedih tentang bagaimana melunasi hutang itu. Orang bisa menjadi bingung atau takut untuk berhutang lagi. Takut karena utang itu tidak akan terbayar. Namun, ketika ada orang baik, dan membayar lunas semua hutangnya, bahkan ada sisanya, betapa bahagianya orang itu.
Yesus telah membayar hutang dosa manusia dan hukuman atas dosa itu, dengan mencurahkan Darah-Nya. Maka, hendaknya kita berterima kasih kepada-Nya dan berhenti berhutang (= tidak berbuat dosa lagi).
Dua, Yesus menegur para ahli Taurat: “Celakalah kamu, sebab kamu telah mengambil kunci pengetahuan. Kamu sendiri tidak masuk ke dalam, tetapi menghalang-halangi orang yang berusaha untuk masuk”.
Manusia diundang untuk menjadi “mitra” (= rekan sekerja Allah) dan penyalur anugerah Allah serta penunjuk jalan, dan bukan sebaliknya. Orang yang menghalang-halangi orang lain untuk bertemu dengan Allah, sama dengan melawan Allah sendiri. Amin.
Mgr Nico Adi MSC