Renungan Harian 16 September 2021

Hari ini kita memperingati 2 orang martir, yaitu Kornelius (Paus) dan Siprianus (Uskup).  Mereka berdua adalah sahabat karib sehingga diperingati bersama-sama.

Satu tahun setelah Paus Fabianus wafat, Kornelius dipilih sebagai penggantinya tahun 251. Ada persoalan: apakah orang Katolik yang murtad, dapat diterima kembali?  Kornelius dan para uskup, setuju untuk menerima mereka kembali, sedangkan Novatianus dengan keras menolak mereka. Dalam penganiayaan, Kornelius gugur di pengasingan tahun 253.

Siprianus adalah Uskup Kartago, Afrika Utara yang giat mempelajari Kitab Suci dan ajaran para Bapa Gereja. Pada masa penganiayaan dia gugur tahun 258.

Paulus dalam 2Kor 4: 7-15 menegaskan: “Saudara-saudara, harta pelayanan ini kami miliki dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.

Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa. Kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.

Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.

Kami terus-menerus diserahkan kepada maut karena Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata di dalam tubuh kami yang fana ini. Maka demikianlah maut giat di dalam diri kami dan hidup giat di dalam kamu.

Karena kami memiliki roh iman yang sama, aku berkata-kata, maka kami juga percaya dan berkata-kata. Kami tahu, bahwa Ia, yang telah membangkitkan Tuhan Yesus, akan membangkitkan kami juga bersama-sama dengan Yesus.

Yohanes dalam injilnya (Yoh 17: 11b-19) mewartakan doa Yesus bagi para murid-Nya: “Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita. Selama bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku.

Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorangpun dari mereka yang binasa selain dari dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci.

Sekarang, Aku datang kepada-Mu dan  mengatakan semuanya ini sementara Aku masih ada di dalam dunia, supaya penuhlah sukacita-Ku di dalam diri mereka. Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.

Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari yang jahat. Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.

Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia; dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya merekapun dikuduskan dalam kebenaran.

Hikmah yang dapat kita petik:

Satu, ada persoalan atau pertanyaan: “Apakah orang Katolik yang murtad, bisa diterima kembali?  Artinya: dia mau bertobat dan tinggal dalam pelukan kasih Gereja Katolik. Paus dengan tegas menjawab “bisa”.  Melalui Paus dan Gereja-Nya, belas kasih Allah tetap terbuka kapan saja bagi semua orang berdosa yang bertobat.  Tindakan dan keputusan itu amat sesuai dengan sabda Yesus: “Aku datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang”, “Aku datang bukan untuk orang benar tetapi orang-orang berdosa”.

Dua, “Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, agar mereka pun dikuduskan dalam kebenaran”.  Sang Gembala Agung telah memberikan contoh  bahwa diri-Nya yang sudah kudus pun dikuduskan melalui samadi, doa pribadi, pengajaran dan pelayanan umum.

Bukan hanya lewat doa dan samadi, tetapi lewat kegiatan pelayanan kita pun dikuduskan.  Mengapa? Karena doa dan pelayanan itu sumbernya satu: Allah sendiri. Di dalam Allah, tidak ada keterpisahan. Amin.

Mgr Nico Adi MSC

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *