Mgr Rubi Ajak Pasien Covid-19 Taat Prokes dan Tekun Berdoa

Uskup Agung Keuskupan Agung Semarang Mgr Robertus Rubiyatmoko menyampaikan peneguhan kepada mereka yang terinfeksi Covid-19 dan orang-orang yang merawat pasien melalui acara ‘Sapaan Peneguhan dan Doa bagi yang Sakit dan Terpapar Covid-19, 11 Juli 2021.

Melalui acara daring yang diselenggarakan Kevikepan Semarang tersebut, Mgr Rubi, pertama-tama mengungkapkan rasa keprihatinannya terhadap mereka khususnya yang sakit, baik karena Covid-19 maupun penyakit lainnya. “Sungguh suasana sekarang ini membuat kita semua prihatin. Bahkan kadang-kadang diwarnai kecemasan dan ketakutan. Kiranya ini semua bukannya tanpa alasan. Kalau saya melihat data umat yang masuk sampai detik siang hari ini, data umat Keuskupan Agung Semarang, ternyata jumlah umat Katolik yang pernah terpapar dan sekarang ini masih terpapar itu cukup banyak,” katanya. Ia pun memaparkan data umat Katolik Keuskupan Agung Semarang yang terpapar Covid-19 periode 11 Juli 2021.

Menurutnya, situasi tersebut mau tidak mau menggetarkan kita bersama. “Membuat kita prihatin, membuat kita cemas, termasuk saya pun dan para romo semua mengalami keprihatinan hal ini dan mengalami kesesakan. Saya sangat bisa memahami situasi Panjenengan yang kadang-kadang diwarnai oleh rasa takut karena cemas itu. Bahkan saya pun, juga kami para romo di Kuria berulang kali dulu melakukan PCR atau tes antigen, karena berjaga-jaga supaya tetap aman dan sehat,” ungkapnya.

Maka, dalam kesempatan itu, Mgr Rubi sangat berharap bahwa kita semua diberi rahmat kekuatan dan keteguhan hati oleh Tuhan sendiri dan tetap semangat menghadapi situasi sulit tersebut dengan penuh pengharapan akan pertolongan Tuhan.

“Mungkin kita bertanya-tanya, apakah memang Tuhan hadir dan menolong kita di saat-saat sulit seperti ini? Apalagi kalau kondisi kita nggak sembuh-sembuh, minum obat sana-sini kok tidak ada kacéké, nggak ada perbedaannya. Berdoa terus menerus kok juga tidak tersembuhkan. Mungkin kita bertanya, apakah Tuhan memang hadir dan menolong kita? Pertanyaan yang sangat logis. Pertanyaan yang sangat mendalam ketika kita berhadapan dengan situasi kita sekarang ini. Saya mengatakan dari pengalaman saya sendiri bahwa Tuhan sungguh-sungguh hadir menyapa kita entah langsung memberikan berkat-Nya kepada kita maupun melalui orang-orang yang hadir di sekitar-sekitar kita,” ungkapnya.

Mgr Rubi menegaskan, kemampuan kita untuk bertahan sampai sekarang, untuk berharap, untuk memohon, itu semua menjadi tanda konkret betapa Tuhan hadir menyertai kita. “Dan juga kehadiran teman-teman, anggota keluarga dan siapapun di sekitar kita termasuk para dokter, para perawat, itu pun juga menjadi tanda kehadiran Tuhan untuk kita semua,” lanjutnya

Berdasar inspirasi Injil Santo Markus 6:7-13, Mgr Rubi menyampaikan peneguhan kepada audiens. Dalam Injil tersebut diceritakan peristiwa Yesus mengutus kedua belas murid-Nya untuk pergi berdua-dua yakni diutus untuk menjadi nabi di tengah masyarakat mewartakan kabar gembira, mewartakan kabar sukacita. “Sebelum diutus, sesaat sebelum pergi menjalankan tugas perutusan, para murid dibekali aneka macam berkat dan kemampuan, yakni kemampuan untuk mengusir setan atau kuasa kegelapan dan juga menyembuhkan orang-orang yang sakit. Dalam arti ini, para murid diutus, dipanggil dan diutus oleh Tuhan  untuk menjadi perpanjangan tangan kasih-Nya, untuk menyapa siapapun termasuk yang sakit supaya memperoleh rahmat kesembuhan dari Tuhan,” tutur Mgr Rubi.

Mgr Rubi pun mencoba mengaktualisasi bacaan Injil tersebut dalam kehidupan yang riil. “Bisa saya katakan, bahwa kehadiran keluarga, anggota keluarga, kehadiran teman-teman, para dokter, para perawat, sahabat, semuanya bisa menjadi tanda wujud kehadiran Tuhan yang paling nyata bagi kita. Ketika kita tergeletak sakit ada saja orang-orang di sekitar kita yang merawat kita, yang ngopéni kita, yang membantu kita, sehingga kita tidak kekurangan apapun. Inilah tanda konkret bagaimana Tuhan hadir menyapa kita, entah secara langsung dengan memberikan rahmat kekuatan, berkat keteguhan, namun juga melalui kehadiran orang-orang yang ada di sekitar kita. Maka, inilah yang pantas kita syukuri bahwa masih ada orang-orang yang menjadi perpanjangan kasih Tuhan, yang menjadi perpanjangan berkat Tuhan untuk kita semua. Kita bersyukur dan berterima kasih kepada mereka semua,” ungkap Mgr Rubi.

Mgr Rubi pun menyampaikan beberapa hal yang perlu dilakukan pada masa-masa sulit pandemi Covid-19. Pertama, setia dengan protokol kesehatan (prokes). “Mencoba untuk setia supaya kita semakin sehat dan juga supaya orang-orang di sekitar kita juga sehat dan kita sendiri juga bisa melayani dengan sehat, dengan baik,” katanya.

Yang kedua, bertekun di dalam doa, penuh pengharapan akan perlindungan Tuhan.  “Pengalaman saya pribadi mengatakan bahwa doa yang tak kunjung henti, terus menerus, menjadi kekuatan yang luar biasa. Setiap hari selalu saja ada umat yang WA, yang mengirim message, mengirim pesan minta didoakan karena sakit, minta didoakan orangtua atau anggota keluarganya yang sakit. Dalam pengalaman saya sehari-hari, doa mempunyai kekuatan yang luar biasa ketika ada banyak umat yang meminta doa, baik untuk kesembuhannya sendiri maupun orang lain atau untuk yang meninggal. Saya selalu menyempatkan diri, memberi waktu khusus untuk mereka ini, untuk mendoakan satu per satu. Dan saya bawa entah dalam ekaristi, entah dalam doa pribadi, atau dalam doa-doa spontan setiap kali orang meminta doa saya. Bagi saya sendiri yang menjalankan, doa ini menjadi kekuatan yang luar biasa,” ungkapnya.

Menurutnya, begitu banyak orang yang sungguh-sungguh mengandalkan doa. Dan melalui doa tersebut, kita semua dibantu oleh Tuhan untuk menerima dan menghadapi realitas sakit tersebut dengan hati yang legawa, suméléh, pasrah. “Pasrah bukan karena pasrah tak berdaya, namun pasrah karena penuh pengharapan bahwa Tuhan akan menolong kita. Dalam kepasrahan inilah, dalam sikap hati yang legawa dan suméléh inilah kita bisa tetap merasakan kegembiraan, sukacita, keceriaan, meskipun kita sakit, meskipun kita mengalami penderitaan. Bahkan bisa menyatukan penderitaan kita, sakit kita dengan penderitaan Kristus Sang Penyembuh Sejati,” tuturnya.

Maka, Mgr Rubi pun mengajak semua orang untuk tekun berdoa setiap waktu. “Saudara-saudariku yang terkasih, mari kita tetap bertekun dalam doa setiap waktu, setiap saat, supaya kita sendiri bisa sungguh-sungguh mengalami sukacita dan menjadikan pengalaman sakit ini menjadi kesempatan untuk ikut merasakan penderitaan Kristus dan menyatukan dengan penderitaan-Nya,” tegasnya.

Peneguhan bagi yang merawat si sakit

Selain kepada yang sedang sakit, Mgr Rubi pun meneguhkan mereka yang berada di sekitar yang sakit, seperti anggota keluarga, teman, dokter, perawat dan yang bekerja di rumah sakit, yang berjuang mati-matian untuk ngopéni para pasien. “Mari kita coba menghayati panggilan kita menjadi nabi-nabi Tuhan di zaman sekarang ini secara konkret, menjadi perpanjangan tangan kasih Tuhan dan berkat Tuhan bagi siapapun yang kita layani. Maka, kita mencoba untuk melayani dan merawat yang dipercayakan Tuhan dengan penuh kasih dan ketulusan hati. Saya bisa bayangkan ngopéni yang sakit bisa mengalami kelelahan, ketakutan, takut tertular dan segala macam. Namun kita mencoba memberikan yang terbaik untuk anggota keluarga kita, untuk teman-teman kita, untuk pasien kita, untuk masyarakat kita. Ini semua bisa menjadi wujud pelaksanaan tugas kenabian kita secara konkret dalam situasi yang sangat khas ini. Kita datang membawa penghiburan, membawa harapan bagi yang sakit dan keluarga yang sakit,” tandasnya.

Mgr Rubi pun menyampaikan, mereka yang sakit mengalami kegelisahan, rasa was-was, dan mempunyai pengharapan besar akan kesembuhan serta meminta pertolongan. “Maka marilah kita mencoba untuk hadir bagi teman-teman kita, bagi anggota keluarga kita, bagi siapapun yang kita layani dengan tulus, dengan sepenuh hati,” demikian ajak Mgr Rubi yang kemudian diakhiri dengan berdoa bagi yang sakit, yang merawat pasien, masyarakat maupun tugas perutusan kita.

 

 

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *