Musim Penciptaan adalah waktu untuk memperbarui hubungan kita dengan Pencipta kita dan semua ciptaan melalui perayaan, pertobatan, dan komitmen. Ini adalah musim ekumenis tahunan di mana kita berdoa dan bertindak bersama sebagai keluarga Kristen untuk rumah kita bersama.
Ada banyak cara berbeda untuk merayakan Musim Penciptaan. The ecumenical Season of Creation telah menyarankan beberapa tawaran kegiatan. Namun, kita sendiri bisa menentukan kegiatan sesuai dengan sumber daya, pihak-pihak yang berkepentingan dan konteks kita masing-masing. Ada baiknya ketika kita merencanakan kegiatan, pastikan untuk mendaftarkannya di seasonofcreation.org. Dengan demikian, perayaan kita akan terlihat di peta Musim Penciptaan secara global untuk menginspirasi orang lain dan meningkatkan kehadiran orang lain dari belahan lain dunia ini. Kegiatan itu sendiri bisa dilakukan di paroki, komunitas kategorial, lingkungan, komisi dan lembaga hidup bakti. Berikut ini adalah beberapa tawaran kegiatan yang bisa dilakukan untuk merayakan Musim Penciptaan:
Pertama, berdoa dan beribadah
Doa adalah pusat kehidupan kita sebagai orang Kristen. Berdoa bersama memperdalam hubungan kita dengan iman kita dan menghasilkan karunia-karunia Roh yang baru. Seperti yang diajarkan Yesus kepada kita, “di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka” (Matius 18:20).
Doa bisa dilakukan secara ekumene dan atau lintas agama tergantung konteks setempat. Menyelenggarakan kebaktian doa adalah cara sederhana dan indah untuk merayakan Musim Penciptaan. Selain doa khusus untuk gereja kita, Musim Penciptaan memungkinkan kita untuk bekerja sama dengan jemaat kristiani dari berbagai denominasi di lingkungan kita. Doa juga bisa dilakukan bersama umat agama lain.
Saat berdoa baik khusus dalam gereja kita, secara ekumene maupun lintas agama, pertimbangkan untuk memasang properti “kemah/tenda Abraham” sebagai simbol niat komunitas untuk menciptakan rumah bagi semua. Kita juga bisa menata ruangan dengan benda-benda alam yang mewakili tanah dan “masyarakat” lain dari komunitas tercinta di sekitar kita.
Dua, integrasikan tema terkait penciptaan dan Kemah Abraham ke dalam liturgi hari Minggu
Ada baiknya, pendeta atau imam menyampaikan khotbah tentang penciptaan atau mengintegrasikan tema penciptaan ke dalam doa atau pelajaran Alkitab selama Musim Penciptaan. Beberapa daftar bacaan mengeksplorasi tema Musim Penciptaan. Dengan demikian, umat atau jemaat dari berbagai usia bisa menyecap pesan mengenai tema Musim Penciptaan.
Baik juga, kita mempertimbangkan untuk mendirikan “kemah Abraham”, sebuah tenda di dekat altar gereja atau taman gereja sebagai tanda keramahan bagi semua makhluk yang dikecualikan. Masyarakat dapat diundang untuk berdoa bagi dan bersama masyarakat yang rentan. Kemah bisa hadir dalam liturgi atau acara sepanjang Musim Penciptaan sebagai simbol niat komunitas untuk menciptakan rumah bagi semua.
Tiga, adakan ibadah di luar ruangan
Selain berdoa dalam ruangan, untuk merayakan ciptaan Tuhan sepenuhnya, ada baiknya, jika memungkinkan, kita beribadah di luar gedung dan menyembah dalam konteks ciptaan Tuhan – yang sudah menyembah Tuhan dengan fasih sebagai setiap makhluk. Gunung, sungai dan pohon menyembah Tuhan hanya dengan melakukan apa yang Tuhan ciptakan untuk mereka lakukan. Kita mungkin ingin mempertimbangkan tempat yang memiliki signifikansi lingkungan. Jika itu adalah tempat dengan keindahan alam yang luar biasa, fokusnya adalah bersyukur kepada Tuhan dan berkomitmen untuk melindungi tempat itu dan orang lain. Jika itu adalah tempat lingkungan yang menuju kerusakan (degradasi), fokusnya adalah mengakui dosa lingkungan kita dan melakukan tindakan penyembuhan dan pemulihan. Ibadah ini bisa dilakukan secara ekumenis atau dengan doa bersama lintas agama. Kita pun perlu mempertimbangkan untuk mendirikan “kemah Abraham”, sebuah tenda di tempat kegiatan sebagai tanda keramahan bagi semua makhluk yang dikecualikan.
Empat, lakukan jalan penciptaan atau ziarah
Selain berdoa dengan tata liturgi tertentu, ada baiknya kita mempertimbangkan untuk melakukan jalan-jalan kontemplatif di luar ruangan untuk merenungkan karunia ciptaan Tuhan dan tanggapan kita untuk berada dalam persekutuan yang lebih dalam dengan semua kehidupan. Kita bisa melakukan ziarah ke situs ekologis yang signifikan atau ke situs yang menyaksikan ketidakadilan ekologis atau sosial. Kita dapat mempelajari Kitab Suci bertema ekologis, atau berdoa seperti rosario ekologis ini, sambil berjalan. Ziarah kita juga bisa berujung pada kebaktian doa, atau Eksamen Bumi.
Lima, libatkan kondisi ekologi lokal melalui Eksamen Bumi
Eksamen adalah cara untuk melihat suatu objek atau hadir dalam keajaiban doa. Melalui serangkaian pertanyaan, kita diundang untuk merenungkan kehadiran Tuhan dan kebaikan yang kita lihat. Selama Musim Penciptaan ini, kita mempertimbangkan untuk merenungkan bagian dari ekologi lokal kita. Ini adalah latihan yang dapat kita pilih untuk dilakukan sendiri, atau dengan kelompok. Bagaimana caranya?
Pilih tempat alami atau pertanian untuk direnungkan seperti hutan, sungai, jalan kota dengan area alami, taman kota, ladang seorang petani, puncak bukit atau tempat alami yang nyaman. Masuklah ke dalam doa dengan cara apa pun yang alami. Undanglah Roh Kebijaksanaan untuk membuka mata hati kita. Lebih lanjut tentang tata caranya bisa diakses di web seasonofcreation.org.
Enam, mendorong hidup yang berkelanjutan
Buat perubahan gaya hidup yang berkelanjutan pada tingkat individu. Musim Penciptaan adalah waktu yang tepat untuk merenungkan bagaimana gaya hidup kita memengaruhi lingkungan dan membuat komitmen terhadap cara hidup yang lebih berkelanjutan. Kabar baiknya adalah bahwa membuat pilihan gaya hidup yang lebih berkelanjutan hanya dalam beberapa bidang menambah perbedaan besar secara keseluruhan. Kita mulai memperhitungkan jejak karbon kita dan memperbaiki cara hidup kita terkait dengan lingkungan secara pribadi.
Buat perubahan berkelanjutan di tingkat institusi. Selain secara individu, perubahan di tingkat kelembagaan dapat berdampak besar dan menghasilkan pengurangan dampak negatif lingkungan yang nyata. Hal ini bisa diterapkan di komunitas, sekolah, Gereja, kongregasi, komisi-komisi, paroki, bahkan lingkungan. Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah melakukan audit energi terhadap fasilitas institusi kita misalnya pengondisi udara, lampu, alat-alat elektronik, kendaraan yang memboroskan energi dan fasilitas yang meninggalkan jejak karbon yang tinggi.
Adakan acara keberlanjutan. Komunitas-komunitas dapat bekerja sama melakukan gotong royong bersih pantai, sungai, fasilitas umum, penanaman pohon dan kegiatan lainnya sesuai dengan kondisi setempat. Selain aksi nyata, kegiatan bisa diisi dengan edukasi tentang lingkungann hidup.
Tujuh, melakukan advokasi: berpartisipasi dalam kampanye yang menyerukan restorasi ekologi baik global maupun lokal
Tahun 2021 adalah “tahun super” untuk tindakan berani yang harus diambil pada krisis ganda keruntuhan iklim dan keanekaragaman hayati, ditambah pandemi kesehatan global yang telah mencengkeram rumah kita bersama. Semua krisis ini disebabkan oleh ekses manusia dan kurangnya kerjasama. Beberapa makalah ilmiah telah menetapkan bahwa perusakan ekosistem alam meningkatkan kemungkinan pandemi di masa depan seperti Covid-19. Tahun ini adalah momen kritis untuk memanfaatkan target ambisius dan momentum implementasi dalam negosiasi internasional pada dua pertemuan Conference of Parties (COP) Perserikatan Bangsa-Bangsa; yang pertama pada bulan Oktober membahas Keanekaragaman Hayati, dan yang kedua pada bulan November membahas Perubahan Iklim.
COP pertama pada 11-24 Oktober 2021 adalah Konvensi Keanekaragaman Hayati (COP 15), di mana Kerangka Kerja Keanekaragaman Hayati Global Pasca-2020 akan dinegosiasikan mengingat komunitas global gagal mencapai target Aichi tentang pengelolaan keanekaragaman hayati yang ditetapkan sepuluh tahun lalu. Pertemuan kedua dari 1-12 November 2021 adalah COP26 tentang perubahan iklim di mana komitmen nasional baru untuk mengatasi krisis iklim berdasarkan Perjanjian Paris akan disampaikan. Krisis serius yang ingin ditangani oleh proses COP ini terhubung secara mendalam dan integral, dan begitu juga solusinya. Terkait dengan ini, kita bisa mendukungnya dengan ikut menandatangani petisi ini secara global dalam https://thecatholicpetition.org.
Selain, secara global kita pun bisa bertindak lokal dalam melakukan advokasi. Misalnya, kita mendorong pemerintah kita dan pemerintah setempat untuk mengeluarkan kebijakan yang probumi dan berpihak pada kaum rentan. Kita pun bisa bekerja sama dengan masyarakat setempat dan masyarakat adat memperjuangkan hak untuk memperoleh lingkungan yang sehat dan layak. Kita pun bisa mendorong institusi untuk melakukan divestasi pada bidang-bidang yang tak ramah lingkungan.
Kedelapan, semua hal terkait perawatan bumi bisa dilakukan sesuai dengan konteks setempat
Kita pasti lebih tahu dengan kondisi lingkungan sekitar kita. Kita pun tahu kebutuhan apa yang harus dipenuhi. Maka, kita bisa melakukan tindakan perawatan bumi di sekitar kita bersama masyarakat setempat dengan cara-cara setempat yang selama ini telah dihidupi, misalnya dengan Merti Bumi.