Setelah masker dipakai, ke mana sampah masker Anda berakhir? Tak jarang sampah masker berakhir di tempat-tempat yang tak semestinya. Mirisnya, banyak sampah yang berakhir di sungai bahkan di laut. Akibatnya, sampah-sampah masker tersebut mengganggu lingkungan sekitar dan makhluk hidup yang ada di sana.
DUMASK® melalui situsnya, dumask.id, merilis, pada masa pandemi saat ini, penduduk dunia memakai 129 milyar masker dan 65 milyar sarung tangan plastik sekali pakai setiap bulannya. Jumlah pemakaian yang luar biasa ini telah terlihat dampaknya di lingkungan sekitar berupa tercemarnya sungai, pantai dan lautan serta berbagai macam hewan terjerat oleh limbah ini. Mudah sekali saat ini dijumpai limbah masker bekas berserakan di pinggir jalan.
Mengingat dampak buruknya bagi lingkungan jika masker bekas tak terkelola dengan baik, DUMASK® mencoba menampung sampah-sampah masker tersebut. Tak hanya masker bekas, sarung tangan bekas pun diterima. DUMASK® adalah penelitian kolaboratif yang didanai oleh program PPKI 2021 – 2023. Program penelitian ini merupakan kolaborasi antara peneliti PTNBH dari UGM, ITB, UNS dan UNAIR yang juga didukung oleh para peneliti dari UAD, Politeknik ATK, UJB, dan UP45. DUMASK® bertujuan khusus untuk menyediakan jalur pembuangan masker dan sarung tangan bekas dari masyarakat umum yang aman dan ramah lingkungan.
Seperti yang dijelaskan melalui akun instagramnya, @dumask.indonesia, masker sekali pakai biasanya terbuat dari polypropylene, plastik yang berasal dari bahan bakar fosil yang membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai. Bahan ini melepaskan mikroplastik kecil yang berbahaya ke laut, yang kemudian dapat dikonsumsi oleh ikan (dan kemungkinan akan kita konsumsi).
Menurut Steven Clarke (Kepala Komunikasi di Terracycle), lanjut tulisan di @dumask.indonesia, mendaur ulang material tersebut cukup menantang, karena Personal Protective Equipment (PPE) terbuat dari material kompleks yang membutuhkan mesin dan teknik khusus untuk dapat didaur ulang. Sementara itu, hasil plastik daur ulangnya memiliki harga yang murah. Alhasil, biaya yang dikeluarkan untuk mengumpulkan dan mendaur ulang lebih besar daripada value hasil daur ulangnya.
Karena itu, DUMASK® menyediakan jalur pembuangan masker dan sarung tangan bekas dari masyarakat umum yang aman dan ramah lingkungan. DUMASK® menerima masker dan sarung tangan bekas dari masyarakat, bukan limbah medis dari rumah sakit atau klinik.
Secara teknis, DUMASK® menyediakan tempat-tempat penampungan atau dropbox di sejumlah lokasi yang telah ditentukan. Selanjutnya, sampah masker dan sarung tangan akan dimusnahkan menggunakan teknologi termal (pirolisis) yang aman.
Lalu, bagaimana cara aman untuk menyalurkan sampah masker dan sarung tangan ke DUMASK®? Pertama, kumpulkan masker atau sarung tangan. Dua, kumpulkan masker dan sarung tangan ke dalam wadah. Tiga, kirim ke tempat penampungan DUMASK® terdekat.
Untuk saat ini, penampungan atau dropbox DUMASK® hanya di area Yogyakarta dan Surakarta saja. Di Yogyakarta, dropbox berada di 16 titik lokasi seperti Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (kampus teknik kimia, kantor pusat UGM, UGM Science Techno Park), Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta (kampus 1, kampus 3, dan kampus 4), Politeknik ATK Yogyakarta (kampus 1 dan kampus 2), Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta, Universitas Janabadra Yogyakarta, Balai Kota Yogyakarta, Taman Pintar Yogyakarta, Bank Mandiri Yogyakarta (Jl. Kaliurang sekip dan Fisipol UGM), dan Pusat Agro Teknologi Yogyakarta (kantor PIAT dan Ruko PIAT). Sedangkan untuk area Solo, dropbox berlokasi di kampus UNS. Untuk lokasi lebih detil bisa dicek di dumask.id.
Ayo, mulai sekarang kita kelola sampah masker kita dengan bijak!