Sungguh Menyentuh Hati Himbauan Mgr Harun tentang Hidup Jujur dan Berbela Rasa Demi Menyelamatkan Hidup Bersama

Pada tanggal 23 Juli 2021, melalui kanal youtube Komsos Tanjungkarang, Mgr Harun Yuwana menyampaikan himbauan yang menyentuh hati berjudul ‘Himbauan Hidup Jujur dan Berbela Rasa Demi Menyelamatkan Hidup Bersama’. Berikut ini adalah isi dari himbauan tersebut.

Himbauan Hidup Jujur dan Berbela Rasa Demi Menyelamatkan Hidup Bersama

Saudara-saudari yang terkasih dan terberkati, umat Katolik di seluruh Provinsi Lampung, para Romo dan para pimpinan lembaga hidup bakti, salam, tetap sehat dan berlimpah berkat.

Kita menyadari bahwa pandemi Covid-19 belum mereda dan mungkin masih akan lama hidup bersama dengan kita. Perjuangan hidup dari saudara dan saudari kita, umat Allah, para relawan kemanusiaan di tengah masyarakat haruslah kita hargai dan kita hormati. Kendati demikian salus animarum haruslah tetap menjadi hukum yang tertinggi. Hal ini bisa semakin dioptimalkan dengan solidaritas yang berkesinambungan di antara kita. Karena itu, saya ingin menyampaikan hal-hal berikut:

Pertama, kepada Umat Allah, saya menghimbau,

  1. Marilah kita tetap mempraktekkan 5 M: memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilitas dan interaksi secara ketat dan disiplin, di manapun kita berada, juga ketika kita berada di rumah sendiri. Dengan cara ini kita akan bisa memutus rantai penyebaran Covid-19. Janganlah kita lengah sedikit pun! Sebab, ketika kita lengah, kita akan terkena. Sadarlah bahwa virus Covid-19 ini, kendatipun tidak terlihat sudah ada di sekitar kita! Jika kita lengah, segala usaha baik yang telah kita lakukan bersama dan yang telah dilakukan oleh begitu banyak orang yang berkehendak baik selama ini, selama lebih dari setahun ini, hanya akan sia-sia dan tidak akan menghasilkan  buah apapun!
  2. Marilah kita mendukung dan bekerja sama sepenuh hati dengan pemerintah setempat, dengan satgas Covid-19 yang ada di desa-desa, di stasi-stasi maupun di paroki-paroki dengan menjadi sukarelawan untuk menolong mereka yang terpapar Covid-19 seturut kemampuan kita masing-masing!
  3. Jika ada sendiri terpapar Covid-19, Anda haruslah bersikap dan berlaku jujur, terbuka dan janganlah merasa malu untuk mengatakan bahwa Anda memang terpapar Covid-19. Katakanlah dengan jujur kepada aparat atau Satgas Covid, petugas kesehatan setempat atau kepada ketua stasi, ketua lingkungan, paroki setempat bahwa Anda terpapar virus tersebut dan harus melakukan isolasi mandiri atau harus mendapatkan pertolongan yang memadai! Anda juga harus jujur dan terbuka bahwa Anda telah berkontak dengan siapa dan di mana sehingga memudahkan para anggota Satgas Covid-19 melakukan tracing. Kejujuran dan keterbukaan Anda akan menyelamatkan nyawa Anda sendiri, anggota keluarga Anda dan banyak orang di sekitar Anda. Kejujuran dan keterbukaan Anda adalah sikap kepahlawan Anda yang akan sangat dihargai oleh banyak orang.
  4. Rumah-rumah Anda yang sehat hendaklah terbuka untuk menjadi pengungsian yang aman bagi saudara dan saudari kita yang sehat, yang anggota keluarganya terpapar Covid-19 dan harus melakukan isolasi mandiri di rumah mereka masing-masing. Sehingga anggota keluarga yang sehat ini tidak ikut terpapar Covid-19. Kesetiakawanan Anda terhadap mereka yang mencari perlindungan yang aman pastilah Anda akan sangat diapresiasi oleh siapapun dan mengharumkan nama Anda dan keluarga Anda di masyarakat.

Kedua, kepada para romo dan para pimpinan lembaga hidup bhakti.

  1. Sembari melakukan keteladanan dengan tidak mengenal lelah atau bosan, marilah kita terus-menerus mengingatkan dan menyemangati umat kita untuk berlaku hidup sehat, disiplin melaksanakan protokol kesehatan, melakukan upaya ketahanan pangan dan mempraktekkan rasa solidaritas yang tinggi terhadap sesama yang membutuhkan.
  2. Para romo dan para religius hendaknya membuka diri agar pastoran dan rumah-rumah komunitas Anda terbuka bagi umat yang sehat, yang tidak mendapatkan tempat pengungsian karena anggota keluarganya terpapar Covid-19. Jika mungkin bahwa Gereja harus dibuka untuk kepentingan ini, saya dengan sukarela menyetujui dan mengapresiasi. Hal yang sama saya mohonkan kepada para pimpinan yayasan sekolah agar ruang-ruang kelas yang belum digunakan untuk sekolah tatap muka juga bisa digunakan untuk pengungsian para saudara yang sehat yang memerlukan penampungan, tetapi tidak menemukan tempat di sekitar rumahnya.
  3. Jika para romo kesulitan menemukan tempat isolasi mandiri bagi umat Anda yang terpapar Covid-19 dan tidak tertampung oleh rumah-rumah sakit atau instansi kesehatan pemerintah, keuskupan menyediakan tempat-tempat isolasi mandiri: Wisma Albertus di Pahoman, Griya Hening di Sekincau, dan Rumah Emeritus di Padang Bulan.
  4. Rumah-rumah retret milik kongregasi suster: Ngison Nando milik Suster HK, Matow Way Hurik milik Suster CB dan La Verna milik Suster FSGM, dalam kerja sama dengan pastor paroki masing-masing, hendaknya juga merelakan gedungnya untuk menampung umat yang harus melakukan isolasi mandiri.

Saudara-saudari yang terkasih, himbauan yang kami lakukan ini, terutama bagi para romo dan para suster adalah sejalan dengan yang menjadi harapan Bapa Suci Paus Fransiskus yang mengatakan bahwa di zaman ini, Gereja memang harus  menjadi rumah sakit lapangan bagi para penyintas yang siap menerima siapa saja yang mau mencari kesembuhan. Anda sekalian adalah sekaligus “dokter, perawat, pelayan, tim laborat” yang dimiliki oleh Gereja. Maka, saya menghimbau keterbukaan Anda untuk hal ini yang mungkin akan juga meminta pengorbanan banyak dari diri Anda.

Keuskupan Tanjungkarang tidak bermaksud merebut apa yang menjadi kewajiban pemerintah. Gereja menyadari, pemerintah telah melaksanakan kewajibannya dengan baik, dengan semua sistematiasinya. Dengan ini keuskupan justru ingin tetap ikut ambil bagian sebagai Gereja yang berziarah bersama dengan semua orang dan Anda adalah garam dan terang dunia di tengah situasi masyarakat sekarang ini.

Demikian himbauan ini dibuat dengan setulus hati, sambil dalam keprihatinan mendalam berharap semoga pandemi ini segera berakhir dan kita semua hidup normal membangun dunia baru bersama.

 

Tanjungkarang, 23 Juli 2021

Saya, Uskup Yohanes Harun Yuwana

 

Semoga Tuhan memberkati kita semua! Amin!

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *