Renungan Harian 10 Agustus 2021

Hari ini saudara-saudari kita merayakan Tahun Baru Islam 1443 Hijriyah. Maksud dari perayaan itu adalah peringatan akan perpindahan Nabi Muhammad dari Mekah ke Madinah.

Pada hari ini kita memperingati 1 martir yaitu Santo Laurensius. Dia adalah 1 dari 7 diakon agung yang membantu Paus Sixtus II (257-258) di Roma. Dia diberi kepercayaan untuk mengurus harta benda gereja. Ketika kaisar hendak merampas harta itu, dia mengumpulkan orang-orang miskin, dan membagikan harta itu kepada mereka. Dia menyerahkan mereka kepada kaisar sambil berkata: “Inilah harta kekayaan gereja”. Kaisar marah kepada Laurensius dan memanggang dia hidup-hidup.

Paulus dalam 2 Kor 9: 6-10 menegaskan: “Saudara-saudara, orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. Hendaklah kamu memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.

Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.

Seperti ada tertulis: “Ia membagi-bagikan, dan memberikan kepada orang miskin. Kebenaran-Nya tetap untuk selamanya.” Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya serta menumbuhkan buah-buah kebenaranmu.

Yohanes dalam injilnya (Yoh 12: 24-26) mewartakan sabda Yesus:  “Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal.

Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situpun pelayanKu akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.

Hikmah yang dapat kita petik:

Satu, Laurensius berani mengorbankan nyawa untuk menyelamatkan harta benda Gereja yang hendak dirampas kaisar, sambil menunjukkan bahwa harta Gereja yang utama adalah orang-orang miskin. Hal itu menunjukkan bahwa orang kecil, miskin dan tak berdaya adalah bagian penting dan utama dari pelayanan Gereja sejak awal.

Allah melalui Gereja dan para pemimpin dan pelayannya, menyatakan dengan jelas keberpihakan-Nya kepada kaum miskin, terlantar, yang teraniaya serta tertindas. Maka, Gereja atas nama Allah dan kaum miskin, sering kali menjadi corong dari orang-orang yang diperlakukan  tidak adil dan tidak punya pembela/tidak bisa bersuara.

Dua, Yesus bersabda: “Siapa yang mencintai nyawanya, akan kehilangan nyawanya, tetapi siapa yang tidak mencintai nyawanya di dunia ini, akan memeliharanya untuk hidup yang kekal.”

Laurensius dan para martir serta para kudus telah melaksanakan sabda itu. Mereka memang telah mati, namun kesaksian imannya,  semangatnya dan teladannya tetap hidup, dan mengilhami banyak orang untuk menjadi kudus dan berkenan kepada Allah.

Mereka telah membuktikan bahwa bertahan dalam penderitaan karena iman kepada Kristus adalah mungkin. Bersama Kristus, kita bisa. Amin.

Mgr Nico Adi MSC

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *