Renungan Harian 6 Agustus 2021

Hari ini adalah hari pesta Yesus menampakkan kemuliaan-Nya. Petrus, Yohanes dan Yakobus adalah 3 rasul yang dipilih Yesus untuk mengikuti Dia ke gunung Tabor. Di sana, mereka melihat wajah Yesus yang bersinar dan pakaian-Nya putih seperti salju. Di sana pula Allah Bapa, menyatakan dengan jelas bahwa Yesus adalah Putera-Nya yang terkasih.

Dalam Dan 7: 9-10.13-14 dikisahkan: “Aku, Daniel, melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya. Pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba. Kursi-Nya dari nyala api dengan roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar. Suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya.  Beribu-ribu melayani Dia, dan  beratus-ratus ribu berdiri di hadapan-Nya. Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-kitab.

Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia. Datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya.

Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja. Maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah.

Petrus dalam suratnya (2Ptr 1: 16-19) menegaskan: Saudara-saudara,  kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitahukan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya.

Kami menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa, ketika datang kepada-Nya suara dari Yang Mahamulia, yang mengatakan: “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nya lah Aku berkenan.”

Suara itu kami dengar datang dari sorga, ketika kami bersama-sama dengan Dia di atas gunung yang kudus. Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi.

Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.

Markus dalam injilnya (Mrk 9: 2-10) mewartakan: “Sekali peristiwa, Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja.

Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka, dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian seperti itu.

Maka nampaklah kepada mereka Elia bersama dengan Musa. Keduanya sedang berbicara dengan Yesus. Kata Petrus kepada Yesus: “Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” Ia berkata demikian, sebab tidak tahu apa yang harus dikatakannya, karena mereka sangat ketakutan.

Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara: “Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia.” Dan sekonyong-konyong waktu mereka memandang sekeliling mereka, mereka tidak melihat seorangpun lagi bersama mereka, kecuali Yesus seorang diri.

Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan, supaya mereka jangan menceriterakan kepada seorangpun apa yang telah mereka lihat itu, sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati. Mereka memegang pesan tadi sambil mempersoalkan di antara mereka apa yang dimaksud dengan “bangkit dari antara orang mati.”

Hikmah yang dapat kita petik:

Satu, dikisahkan oleh Daniel: “Diberikan kepada Anak Manusia itu kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja. Maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya.”

Ribuan tahun, sebelum Yesus lahir, Allah telah merencanakan kedatangan Anak-Nya yang penuh kuasa dan kemuliaan.  Kalau sudah berabad-abad lamanya, Anak Allah itu dikenal dan diimani, oleh banyak bangsa,  mengapa orang dengan gampang pindah keyakinan gara-gara ulasan orang-orang tertentu yang pandai bicara di youtube, instagram, medsos, dan lain-lain. Perlu diingat bahwa agama itu bukan barang dagangan, dan pewarta bukan “sales”, tetapi saksi kebenaran iman lewat kata-kata yang diwujudkan dalam perbuatan: kesetiaan, damai sejahtera, kesabaran,  kelemahlembutan, kerendahan hati, pengampunan, sukacita, dan penguasaan diri (Gal 5: 22-23).

Dua, Markus mewartakan: “Ketika Petrus, Yohanes dan Yakobus berada di puncak gunung Tabor, datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara: “Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia.”

Apa yang dilihat Daniel, benar-benar  terlaksana/terpenuhi dalam diri Yesus yang disebut oleh Bapa-Nya sebagai Anak yang Kukasihi. Kebenaran itu disaksikan oleh 3 orang. Kesaksian oleh 2 orang sudah dianggap cukup. Maka, kesaksian dari 3 orang merupakan “simbol bahwa kesaksian itu sempurna”.  Maka, hendaknya kita/Saudara tidak ragu-ragu lagi untuk mengimani bahwa Yesus sungguh Anak Allah yang diutus untuk menghadirkan keselamatan Allah, dan mengajak kita untuk memilih keselamatan itu. Dialah jaminannya. Amin.

Mgr Nico Adi MSC

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *