Renungan Harian 28 Juni 2021

Hari ini kita memperingati orang kudus: St Ireneus (Uskup dan martir) yang hidup tahun 130-202

Ireneus diakui sebagai teolog dan saksi tradisi kuno gerejani. Di Smirna (Turki) dia belajar pada uskup Polikarpus yang masih mengenal rasul Yohanes. Kemudian ke Perancis dan tahun 177 dia menggantikan Ponthinus sebagai uskup Lyon yang gugur sebagai martir. Selama 25 tahun dia memimpin misi di Perancis, dan menata gereja yang masih muda. Tulisannya yang terkenal adalah Melawan Kesesatan yaitu melawan aliran gnostik.  Aliran sesat ini menegaskan bahwa pengetahuan manusia itu jauh lebih tinggi dari ilmu manapun dan dari isi alkitab. Mereka menyangkal kekuasaan Allah atas manusia dan dunia.

Dia menjadi penengah dan jurubicara Paus, ketika ada perselisihan tentang tanggal hari raya paska. Dia meninggal sebagai martir tahun 202.

Paulus dalam suratnya ( 2Tim 2: 22b -26) menasihati Timoteus:  Saudaraku terkasih, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama  dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni. Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak.

Engkau tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan pertengkaran, sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan.

Mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran.  Dengan demikian mereka menjadi sadar kembali, karena terlepas dari jerat Iblis yang telah mengikat mereka pada kehendaknya.

Yohanes dalam injilnya (Yoh 17: 20-26) mewartakan doa Yesus bagi para murid-Nya: “Bapa yang kudus,  bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang  yang percaya kepadaKu oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.

Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepadaKu, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.

Ya Bapa, Aku mau supaya, di manapun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku. Mereka yang telah Engkau berikan kepadaKu, agar mereka memandang kemuliaanKu yang telah Engkau berikan kepadaKu, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan.

Ya Bapa yang adil, memang dunia tidak mengenal Engkau, tetapi Aku mengenal Engkau, dan mereka ini tahu, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Aku telah memberitahukan namaMu kepada mereka dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepadaKu ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka.”

Hikmah yang dapat kita petik:

Satu, Ireneus memberikan kesaksian bahwa Allah itu maha mulia dan mengatasi segalanya baik manusia maupun dunia ciptaan-Nya.  Marilah kita berterima kasih kepada para martir yang telah membela kebenaran iman ini, berabad-abad lamanya. Hendaknya kita tidak mudah digoyahkan oleh tawaran-tawaran lahiriah: kotbah yang bagus, gereja yang mewah, dan iming-iming penjemputan,  pengobatan atau beasiswa dari oknum-oknum tertentu. Iman bukan barang dagangan.

Dua, Paulus memberikan nasihat yang amat jelas kepada para gembala umat, koordinator, pemimpin komunitas,  ketua lingkungan, dan lain-lain: kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni. Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak. Hendaknya kita sadar  soal-soal itu mudah untuk menimbulkan pertengkaran.

Tiga, Yesus berdoa kepada Bapa-Nya: bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka.   Kalo Yesus mendoakan para pengganti-Nya dan umat-Nya, hendaknya kita pun mendoakan Paus, para kardinal, para uskup, para imam, para katekis, guru-guru agama yang telah melanjutkan ajaran Yesus sampai ke pelosok-pelosok.

Pada masa pandemi ini, kita juga berdoa untuk umat Allah agar tetap kuat dalam iman, harapan dan kasih. Amin.

Mgr Nico Adi MSC

Bagikan:

Recommended For You

About the Author: redinspirasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *