Hari ini kita memperingati arwah semua orang beriman. Kita semua mendoakan agar mereka mendapat kemurahan hati Allah dan pengampunan sehingga diperkenankan memasuki kebahagiaan abadi.
Dalam 2Mak 12: 43-45 dikisahkan: “Ketika itu, Yudas Makabe, panglima pasukan, menyuruh mengumpulkan uang di tengah-tengah pasukan. Lebih kurang dua ribu dirham perak dikirimkannya ke Yerusalem untuk mempersembahkan korban penghapus dosa. Ini sungguh suatu perbuatan yang sangat baik dan tepat, karena Yudas memikirkan kebangkitan.
Jika tidak menaruh harapan bahwa orang-orang yang gugur itu akan bangkit, niscaya percuma dan hampalah mendoakan orang-orang mati. Lagipula Yudas ingat bahwa tersedialah pahala yang amat indah bagi sekalian orang yang meninggal dengan saleh. Ini sungguh suatu pikiran yang mursid dan saleh. Maka disuruhnyalah mengadakan korban penebus salah untuk semua orang yang sudah mati itu, supaya mereka dilepaskan dari dosa mereka.
Melalui 1Kor 15: 20-24a.25-28 Paulus menyapa umatnya: “Saudara-saudara yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari mereka yang telah meninggal. Sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia.
Sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. Dan tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya. Kemudian tiba kesudahannya, yaitu bilamana Ia menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa.
Kristus harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut. Segala sesuatu telah ditaklukkan Kristus di bawah kaki-Nya.
Kalau dikatakan, bahwa “segala sesuatu telah ditaklukkan”, teranglah, bahwa Allah sendiri yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah kaki Kristus itu tidak termasuk di dalamnya. Kalau segala sesuatu telah ditaklukkan di bawah Kristus, Kristus sendiri sebagai Anak akan menaklukkan diri-Nya di bawah Dia, yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah-Nya, supaya Allah menjadi semua di dalam semua.
Yohanes dalam injilnya (Yoh 6: 37-40) mewartakan sabda Yesus: “Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, tidak akan Kubuang. Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku.
Dan inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya semua yang telah diberikan Allah kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. Inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan agar Aku membangkitkannya pada akhir zaman.”
Hikmah yang dapat kita petik:
Satu, pada masa itu, sebelum Yesus yang mewartakan kebangkitan, lahir di dunia ini, umat Allah telah percayakan akan adanya kebangkitan. Peristiwa itu begitu penting sehingga mereka berjuang untuk mendapatkannya, bahkan mempersembahkan atau mengorbankan sesuatu untuk “menebus dosa”.
Kepercayaan itu diteruskan atau diwartakan selama sekian abad sehingga sampai kepada kita, supaya kita pun percaya karena berita itu bukan omong kosong.
Dua, Yesus sebagai Anak Allah yang turun dari surga diutus Bapa-Nya untuk menjaga umat Allah agar tidak ada yang hilang dan setelah dibangkitkan dari kematian, Dia menghantar mereka ke kehidupan abadi. Betapa sabar, setia, mulia dan murah hati Yesus kepada kita. Semoga kita pun mau meneladan Dia dan mewujudkannya kepada sesama agar mereka pun mengalami sukacita abadi. Amin.
Mgr Nico Adi MSC