Melalui 1Kor 8: 1b-8.11-13 Paulus menyapa umatnya: “Saudara-saudara, pengetahuan membuat orang menjadi sombong, tetapi kasih membangun. Jika ada seorang yang menyangka, bahwa ia mempunyai sesuatu “pengetahuan”, sebenarnya ia belum juga mencapai pengetahuan, sebagaimana yang harus dicapainya. Sebaliknya, orang yang mengasihi Allah, ia dikenal oleh Allah.
Tentang hal makan daging persembahan berhala kita tahu: “tidak ada berhala di dunia dan tidak ada Allah yang lain selain dari Allah yang esa.” Sungguhpun ada apa yang disebut “allah”, baik di sorga, maupun di bumi — dan memang benar ada banyak “allah” dan banyak “tuhan” yang demikian —bagi kita hanya ada satu Allah saja. Dialah Bapa, yang dari-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup.
Ketahuilah bukan semua orang yang mempunyai pengetahuan itu. Ada orang, yang karena masih terus terikat pada berhala-berhala, makan daging itu sebagai daging persembahan berhala. Dan karena hati nurani mereka lemah, hati nurani mereka itu dinodai olehnya.
Dengan jalan demikian orang yang lemah, yaitu saudaramu, yang untuknya Kristus telah mati, menjadi binasa karena “pengetahuan” mu. Jika engkau secara demikian berdosa terhadap saudara-saudaramu dan melukai hati nurani mereka yang lemah, engkau pada hakikatnya berdosa terhadap Kristus.
Karena itu apabila makanan menjadi batu sandungan bagi saudaraku, aku untuk selama-lamanya tidak akan mau makan daging lagi, supaya aku jangan menjadi batu sandungan bagi saudaraku.
Lukas dalam injilnya (Luk 6: 27-38) mewartakan sabda Yesus: “Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu. Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu.
Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu; dan janganlah meminta kembali kepada orang yang mengambil kepunyaanmu. Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.
Jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun mengasihi orang-orang yang mengasihi mereka. Jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun berbuat demikian.
Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan menerima sesuatu darinya, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak.
Sebaliknya, kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi. Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat. Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati.” “Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni.
Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu, sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.”
Hikmah yang dapat kita petik:
Satu, pada masa sekarang, ditemukan pengetahuan baru dengan bantuan teknologi moderen. Juga mereka bisa merekayasa dan menghasilkan produk-produk baru. Lalu “dinyatakan bahwa semua bisa dibuat dan diatur manusia”. Maka ada kecenderungan bahwa mereka menyingkirkan atau menolak untuk percaya kepada Tuhan, karena bisa menjawab persoalan di dunia ini.
Sebagaimana diinspirasikan Paulus, tindakan itu melukai hati nurani mereka yang lemah imannya, dan karena itu berdosa kepada Kristus. Semoga kita bertindak bijaksana dan tidak mudah jatuh pada “berhala-berhala baru”.
Dua, Allah memberikan yang bagus, yang berguna kepada manusia secara berlimpah dan mengagumkan. Maka Dia pun mendorong umat-Nya agar murah hati. Sesungguhnya orang-orang yang murah hati, menyalurkan kebaikan Allah dan menjadi tanda kehadiran-Nya. Amin.
Mgr Nico Adi MSC