
HR SP MARIA DIANGKAT KE SURGA
18 Agustus 2024
Bacaan I : Why 11: 19a; 12: 1-6a. 10ab.
Bacaan II : 1Kor 15: 20-26
Bacaan Injil : Luk 1: 39-56
Siapakah aku sehingga Allah rela melawat aku
Adalah kunjungan Maria yang sedang mengandung bayi Yesus kepada Elisabet sanaknya yang juga sedang mengandung Yohanes. Keduanya diberi anugerah kehidupan oleh Allah. Artinya, Allah sangat menghargai kehidupan dan kemanusiaan. Kidung Maria mewakili syukur kita akan martabat agung yang diberikan oleh Allah pada kehidupan kita. “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya”. (Luk 1: 46-48). Jika hari ini Gereja merayakan Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat Ke Surga Jiwa dan Raganya, dogma ini semakin meneguhkan posisi manusia di hadapan Allah. Maria yang adalah manusia telah dipercaya oleh Allah menjadi tabernakel kehadiran-Nya di dunia dengan mengandung Yesus Sang Putera Bapa. Itulah yang mendorong Gereja terus-menerus selama berabad-abad telah merayakan Maria Diangkat Ke Surga, walau ditetapkan menjadi dogma baru tahun 1950 yang lalu. Jauh sebelum ditetapkan sebagai ajaran, Gereja telah lama meyakini hal ini.
Bapa Suci Paus Pius XII dalam Konstitusi Apostolik Munificentissimus Deus pada tanggal 1 November 1950, tentang dogma Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga menyatakan: “Kami memaklumkan, menyatakan, dan menentukannya menjadi suatu dogma wahyu ilahi: bahwa Bunda Allah yang tak bernoda, perawan Maria, setelah menyelesaikan hidupnya di dunia ini, diangkat dengan badan dan jiwa ke dalam kemuliaan surgawi”. Dogma, yang merupakan bagian dari iman kepercayaan Katolik pada hakikatnya bertumpu pada iman umat sejak zaman dahulu kala, dan bukannya pada suatu teks Alkitab tertentu. Iman akan Maria yang telah diangkat ke surga telah dihidupi dalam ibadah sejak Gereja Perdana. Pesta Maria Diangkat Ke Surga juga sudah popular dirayakan di Gereja Timur sejak abad VIII. Empat belas abad sebelum dogma dikeluarkan (1946), Paus telah mengirim Ensiklik Deiparae Virginis Mariae kepada seluruh uskup di dunia. Di dalamnya beliau menanyakan apakah mereka setuju bila dogma benar-benar dimaklumkan.
Sebagaimana Maria sang manusia utama, kita pun diajak untuk terus mempersembahkan kehidupan kita supaya Allah berkenan memakainya sebagai tabernakel kudus-Nya, tempat Allah bersemayam di dunia. Maka, ajakan hari ini adalah untuk terus tanpa lelah membarui sikap tobat dan membangun niat untuk selalu membuka hati pada tawaran rahmat Allah, mengambil bagian dalam karya penyelamatan-Nya. Itulah panggilan Maria, panggilan kita semua.
Romo F.X. Agus Suryana Gunadi, Pr